Selasa, 22 Maret 2011

apa adanya mencintaiku

Dalam hubungan asmara, bukan hanya sosok kekasih yang diharapkan para pria. Lebih dari itu, pria butuh seseorang yang bisa dia ajak berbagi cerita dan membuatnya nyaman.

Apa saja yang dicari pria

1. Kekasih
Pria akan mencari kepuasan fisik dan emosional dari hubungan asmara mereka. Kasih sayang dan perhatian dari pasangannya, adalah dua hal yang paling mereka inginkan lebih dari segalanya. Mereka mendambakan wanita yang akan mencintai mereka apa adanya, tanpa pertimbangan.

2. Pasangan yang Bisa Dipercaya
Pria menginginkan kepercayaan dalam hubungan mereka. Walaupun mungkin dia sendiri tidak terlalu setia, tapi pria mengharapkan pasangannya selalu menjaga rasa percayanya. Mungkin kesannya kurang adil, tapi itulah kenyataan yang terjadi. Sekali dikhianati, akan sangat sulit mengembalikan kepercayaannya. Ibarat cermin yang pecah, biarpun sudah dibetulkan, bekasnya akan tetap terlihat. Pria lebih sulit memaafkan pengkhianatan dibandingkan wanita.

3. Seorang Teman
Hanya wanita yang bisa jadi sahabat terbaik pria. Pendapat ini tidak salah, karena faktanya, pria sulit menceritakan masalah emosional kepada sesama pria, sedekat apapun pertemanan mereka. Karena itu, kaum adam membutuhkan banyak dukungan secara mental yang didapat dari kekasihnya. Pria ingin wanita yang dicintainya tidak hanya menjadi kekasih tapi juga teman yang baik.

4. Tempat Bertukar Pikiran
Sebagian besar pria menyukai wanita yang cerdas, kenapa? Karena wanita cerdas dan berpikiran terbuka bisa membantu mereka menyelesaikan masalah. Bukan untuk menutup hutang finansialnya, tapi lebih untuk membantunya mencarikan solusi/jalan keluar dari masalah atau sekedar berbagi rasa. Ada kalanya pria menginginkan sudut pandang lain dari wanita dalam mendiskusikan berbagai persoalan.

5. Ketertarikan Fisik
Tak dipungkiri, fisik yang cantik memang bisa menarik perhatian pria. Tapi definisi menarik bagi pria tidak cukup diukur dari fisiknya saja. Pria memang suka melihat wanita cantik yang berpose di majalah, tapi yang lebih mereka inginkan adalah wanita yang elegan, punya inner beauty yang sesuai dengan kecantikan luarnya. Wanita dengan aura feminin, rajin merawat diri dan tahu bagaimana berpenampilan adalah sosok ideal bagi para pria.


kemudian jenis wanita kayak apa to maunya Bud...



Pria buka mulut soal wanita idaman yg membuat mereka tergila-gila. 10 ciri-ciri wanita impian pria untuk menjadi kekasihnya:

1. Wanita yg menjadikan anda pria lebih baik. Pada dasarnya seorang pria yang mempunyai kekasih atau istri yang hebat akan berkata pasangannya lah yang membuatnya ingin menjadi orang yang lebih baik.

2. Wanita yang mencintai anda sepenuh hati. Jika anda menemukan wanita yang mencintai anda sepenuh hati, mau menerima anda apa adanya jangan sia-siakan dia. Tentunya setiap manusia itu mempunyaikebiasaan yang menjengkelkan, tapi jika ia mencintai anda sepenuh hati,pasti dia bisa memakluminya.

3. Wanita yang cepat akrab dengan teman dan keluarga kekasihnya. Pacar yang baik sangat menghargai orang-orang yang dianggap penting bagi kekasihnya.

4. Wanita yang bisa mengontrol emosi. Pada dasarnya semua wanita cenderung tukang ngomel. Pacar yang baik tau kapan waktunya menahan amarah n kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkannya.

5. Wanita yang bisa menghargai kepribadian kekasihnya. Secara tak sadar kadang kepribadian pria berubah karena permintaan kekasihnya. Nah kekasih semacam inilah yang dihindari pria.

6. Wanita yang menghormati kekasihnya. Hal ini penting!!. Pria akan senang jika punya pacar yang bisa menghargai n menghormatinya sebagai seorang lelaki.
7. Wanita yang cantik. Layaknya istri,pacar yang hebat pastinya juga ingin terlihat cantik dimata kekasihnya.

8. Wanita yang satu hati soal seks. Ketidak cocokan masalah seks bisa jadi problem yang mengganjal dalam hubungan anda.

9. Wanita yang cerdas. Wanita yang cerdas akan mempunyai berbagai macam cara yang bisa membuat kekasihnya tidak bosan jika berada di dekatnya.
10. Wanita yang mandiri. Tak ada seorang pria yang ingin menjadi baby sitter kekasihnya.

Minggu, 13 Maret 2011

Tips Pengambilan Keputusan


15 Langkah Mengambil Keputusan Tepat & Akurat

SETIAP hari kita dihadapkan pada keadaan yang menuntut kita untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan asal-asalan sebab keputusan kita saat ini akan mempengaruhi hidup kita di waktu yang akan datang.

Memutuskan sesuatu yang penting bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika keputusan tersebut merupakan keputusan yang menentukan gerak bisnis perusahaan. Anda butuh waktu lama untuk mengambil keputusan yang terbaik. Tak jarang Anda dilanda "pusing tujuh keliling" karena ketika masih berpikir, Anda sudah dipaksa membuat keputusan secepatnya.

Untuk Anda yang sedang berpikir untuk mengambil keputusan, coba deh tips singkat berikut:

1. Jangan takut mengambil keputusan. Beberapa orang takut mengambil keputusan. Akibatnya bukan kita yang mengambil keputusan tapi keadaanlah yang memberikan keputusan kepada kita.

2. Jangan mengambil keputusan secara emosional, tapi gunakanlah pertimbangan yang matang. Dengan demikian kita mampu berpikir secara rasional dan menghitung plus minus dari setiap keputusan yang hendak kita ambil.

3. Untuk menghasilkan keputusan yang cepat, Anda tidak perlu menunda-nunda waktu karena keputusan tidak bisa hanya melalui proses satu malam saja. Awasi setiap perkembangan yang mungkin akan mengubah keputusan Anda sewaktu-waktu.

4. Gunakan analisa yang tajam dalam mengolah data yang sudah susah payah Anda kumpulkan. Ambil keputusan yang paling bijaksana dan memiliki risiko paling kecil. Anda juga masih perlu mengawasi pelaksanaan keputusan tersebut satu demi satu.

5. Pastikan Anda mengetahui batas terakhir (deadline), kapan keputusan itu harus ditetapkan. Setelah itu tentukan deadline untuk diri sendiri, kapan keputusan tersebut sudah harus Anda buat. Catat tanggal yang Anda tentukan sebagai batas deadline.

6. Tetapkan dengan jelas kriteria atau kualifikasi keputusan yang harus Anda ambil. Misalnya keputusan tersebut harus menguntungkan karyawan dan perusahaan atau keputusan tersebut tidak memberatkan semua pihak.

7. Kumpulkan informasi dan data penting yang mempengaruhi hasil keputusan. Karena siapa tahu informasi tersebut diperlukan untuk bahan argumentasi. Jangan lupa menentukan batas waktu pengumpulan informasi.

8. Buatlah beberapa alternatif keputusan dari data dan informasi yang telah terkumpul. Pelajari dan pertimbangkan nilai atau bobot masing-masing alternatif tersebut, mana yang paling pas dan tepat.

9. Jangan sekalipun berlaku subjektif dalam mengambil keputusan. Artinya jangan memilih keputusan yang menguntungkan Anda atau sekelompok orang semata.

10. Ketika Anda telah mempelajari dan mempertimbangkan dengan matang alternatif keputusan tersebut, jangan ragu menentukan keputusan terbaik dari beberapa alternatif keputusan yang ada. Ingat, keragu-raguan hanya akan membuat keputusan yang sudah Anda ambil "mentah" kembali.

11. Umumkan keputusan yang Anda buat pada waktu yang tepat dan telah ditentukan. Pada saat mengumumkan keputusan ini pastikan bahwa Anda didukung oleh data yang kuat, akurat, dan relevan. Kalau perlu saat menyampaikannya, katakan bahwa keputusan ini dibuat atas pertimbangan dan pemikiran yang matang dan rasional.

12. Jangan takut memaparkan argumen Anda, seandainya ada pihak yang merasa keberatan. Jangan sampai komplain atau protes dari penerima keputusan membuat Anda berpikir untuk merubah keputusan yang telah Anda buat.

13. Dalam membuat keputusan, Anda memilih dari beberapa alternatif, bukan memilih mana yang salah atau mana yang benar. Jadi, tidak ada keputusan yang salah atau benar. Tapi keputusan yang diambil bisa saja hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Jadi, Anda tidak perlu menyesali keputusan yang telah diambil. Apa lagi terpaku pada penyesalan yang berlarut-larut ketika keputusan yang Anda ambil ternyata tidak memberikan hasil yang kita harapkan.

14. Setelah mengambil sebuah keputusan, apa pun hasilnya, Anda harus memantau terus, dan memfokuskan usaha Anda untuk melakukan yang terbaik dari apa yang telah diputuskan. Anda juga bisa melakukan berbagai penyesuaian agar hasilnya bisa diarahkan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama.

15. Dalam mengambil keputusan cepat, sedapat mungkin libatkan orang-orang yang terkait dengan keputusan yang diambil. Dengan melibatkan mereka, Anda bisa mendapat masukan yang berharga, selain itu, Anda bisa mengundang komitmen mereka untuk mendukung keputusan yang telah diambil. Yang bisa Anda lakukan antara lain adalah menanyakan pendapat dan usulan mereka. Informasi ini bisa dijadikan acuan untuk mengambil keputusan.

Nah, kalau keputusan itu sudah bulat, jangan sampai Anda sebagai pembuat keputusan mencemari konsekuensi keputusan yang telah ditetapkan bersama. Selamat mengambil keputusan!

 

 

Trik Berkomunikasi yang Efektif

PERNAHKAH Anda asyik berbicara di depan umum, namun tak ada satupun orang yang benar-benar memerhatikan topik yang Anda bicrakan? Jika iya, berarti ada yang salah dengan gaya komunikasi Anda.
Jika pekerjaan Anda berhubungan erat dengan bidang yang mengharuskan Anda memotivasi karyawan atau rekan kerja, kegagalan berkomunikasi  tentunya adalah hal yang fatal. Kegagalan ini hampir pasti disebabkan gaya bicara Anda yang monoton.
Jika gaya Anda monoton, jangan harap audiens akan terpengaruh, persepsi mereka terhadap topik yang Anda inginkan juga akan terbatas. Ujung-ujungnya, mereka tidak akan mampu menangkap pesan dan harapan yang Anda tumpukan pada mereka.
Tentunya Anda tak ingin hal ini terjadi pada diri Anda. Karena itu, satu-satunya cara ialah dengan mengubah gaya berkomunikasi yang monoton tersebut. Seperti apa gaya komunikasi yang monoton itu? Konsultan komunikasi Stacey Henke mengatakan, salah satu gejalanya ialah saat Anda tidak memperlihatkan ekspresi yang sesuai dengan apa yang Anda katakan. Misalnya saja, saat megatakan bahwa Anda senang bekerja sama dengan seseorang, tapi ekspresi wajah Anda datar dan mata Anda tidak bisa mengharapkan orang tersebut mempercayai kata-kata Anda bukan?
Maka itu, mulailah berbicara dengan penuh ekspresi. Hindarilah gaya monoton agar orang-orang di sekeliling Anda tertarik untuk mendengar dan menjalankan apa yang Anda inginkan. Hanke memberi beberapa saran lain agar Anda bisa lebih lihai dalam berkomunikasi.

Perhatikan jeda
Jangan pernah berkata "eee", "uhm" atau "kata" sejenis ini saat Anda bingung mau berkata apa. "Kata" ini mengindikasikan bahwa Anda tidak tahu apa yang ingin Anda katakan selanjutnya, atau Anda bingung mau mengatakan apa. Jika ini terjadi, tentu Anda akan dianggap tak memiliki kredibilitas.
Jika kebuntuan menyerang Anda, Hanke menyarankan agar Anda jeda atau berhenti sejenak sambil memikirkan kalimat apa yang sebaiknya Anda ucapkan. Tak perlu mengisi kekosongan dengan bergumam atau mengeluarkan kata aneh karena ini akan mengacaukan pesan yang ingin Anda sampaikan pada orang lain.
"Dengan berhenti sejenak, Anda punya waktu untuk berpikir sekaligus menjaga perhatian pendengar Anda. Tentunya saat Anda mengambil jeda beberapa saat, pendengar akan terus mengamati apa yang selanjutnya akan Anda katakan," ujar Hanke seperti dikutip dari womensmedia.com.
Jadi, jangan ragu untuk menarik nafas sejenak dan berpikir tentang apa yang ingin Anda katakan.(Koran SI/Koran SI/nsa)

 

 

 

 

 

Menyiasati Rasa Malas dalam Bekerja

SETIAP orang pasti pernah mengalami rasa malas untuk bekerja. Tentunya banyak alasan yang melatar belakanginya. Mari, cari penyebab dan bagaimana cara mengatasinya.
Suatu waktu, pasti Anda pernah merasa malas untuk bangkit dari tempat tidur dan bekerja. Bayangan akan pekerjaan yang menumpuk atau atasan yang senang memarah-marahi, membuat Anda tak sanggup menghadapi kenyataan bahwa Anda harus bekerja pagi itu. Jika mudah begini, bisa dipastikan sampai di kantor, Anda hanya akan bermalas-malasan atau sulit untuk berkonsentrasi.
Konsultan karier Carrie Silver Stock mengatakan bahwa jika Anda merasa malas setiap kali akan bekerja, berarti ada yang salah dalam kehidupan kerja atau karier Anda. Tentu saja, ini bukan berarti riwayat kerja Anda akan kiamat. Yang harus Anda lakukan, menganalisis dan mencari solusi dari penyebab rasa malas Anda.

Lakukan me-time
Memang, saat kerjaan menumpuk, sulit rasanya untuk memberikan waktu bagi diri sendiri. Namun, Carrie justru menyarankan agar Anda sebisa mungkin mencari waktu untuk melakukan me-time atau waktu untuk diri sendiri.
"Sebelum mencari penyebab rasa malas, Anda harus bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri dulu. Intinya, hilangkan dulu rasa stres tersebut baru Anda bisa mencari tahu akar masalahnya," tegas Carrie.
Setelah meluangkan waktu, Carrie menyarankan untuk menulis sepuluh hal yang membuat Anda bahagia. Setiap minggunya, daftar tersebut harus bertambah, minimal tiga poin. Nah, dari jadwal tersebut, Anda bisa melakukan tiga hal yang membuat Anda bahagia, misalnya menonton film baru di bioskop, jalan-jalan, atau melakukan perawatan tubuh.
Jika melakukannya, Anda akan merasakan betapa nikmatnya hidup Anda. Lakukan hal tersebut meski waktu Anda hanya sebentar. Bahkan jika Anda hanya punya waktu itu untuk sekadar bersantai di bangku sambil menarik napas dalam-dalam.

Ciptakan energi
Jika pekerjaan Anda membuat Anda merasa sangat lelah, ciptakan energi yang bisa membuat Anda bersemangat. Sulit? Tenang saja. Anda bisa melakukannya lewat hal-hal yang sederhana, seperti Sarapan pagi.
Sarapan pagi tidak hanya membuat tubuh Anda lebih berenergi, tetapi juga membuat kondisi fisik Anda tak mudah lelah. Lakukan olahraga kecil. Jika Anda tak sempat ke gym, cukup lakukan gerakan ringan seperti stretching sambil menarik napas dalam-dalam, atau jalan selama 10-15 menit.
Minum air putih yang banyak. Banyak penelitian membuktikan bahwa dengan meminum banyak air putih akan menghindari Anda dari dehidrasi dan kelelahan. Cari tahu, kapankah waktu yang terbaik untuk Anda untuk bekerja? Apakah pagi atau malam hari? Nah, kerjakan pekerjaan tersebut di waktu terbaik Anda.

Analisis penyebab
Sekarang saatnya Anda menganalisa mengapa energi dan otak Anda tak mau bekerja saat berada di kantor. Apakah karena sebelumnya Anda sudah bekerja terlalu banyak? Apakah lingkungan kerjanya yang membuat stres, atau karena Anda yang emosional? Jika sulit menganalisis penyebab kemalasan Anda saat bekerja, Carrie memberi tip unik untuk mengenali penyebabnya.
Caranya, dengan menilai seberapa besar nilai pada beberapa kategori. Dari skala 1 sampai 10, dengan angka 10 sebagai nilai paling sempurna, beri nilai pada tingkat lingkungan kerja Anda (apakah menyenangkan atau tidak), coworkers (apakah bisa diajak kerja sama), beban kerja (banyak, tepat, kurang), perilaku (apakah perilaku Anda harus dibatasi atau ada perilaku rekan kerja yang mengganggu), organisasi (apakah ada sistem yang baik, apakah sistemnya berjalan baik), manajemen waktu (apakah Anda kesulitan melakukan manajemen waktu), dan partisipasi tim (apakah kerja sama tim kurang memuaskan).
Dengan membuat skala atau nilai dari masing-masing kategori ini, Anda bisa melihat kategori mana yang nilainya paling kecil, dan mungkin itulah masalah yang membuat Anda malas untuk bekerja.

Cari yang positif
Setelah membuat penilaian pada hal-hal yang mungkin menjadi sumber masalah Anda, kini saatnya membuat daftar hal-hal yang menyenangkan dari pekerjaan atau lingkungan kerja Anda. Tulis juga hal-hal yang bisa membuat anda semangat dalam melakukan suatu pekerjaan.
Nah, sekarang lihat lagi, seberapa seringkah Anda menggunakan kebaikan atau kesenangan tersebut untuk memotivasi diri Anda untuk semangat bekerja? Sekarang, gunakan hal-hal positif tersebut untuk membantu Anda dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.

Buat prioritas
Setiap malam, buatlah tiga prioritas yang harus Anda kerjakan atau selesaikan esok harinya. Pastikan Anda mengerjakan tiga hal ini walau ada tugas tambahan atau tugas baru dari atasan. Dengan membuat daftar pekerjaan yang singkat dan sederhana, kondisi yang bisa memicu stres bisa Anda hindari.

Utamakan diri sendiri
Apakah teman, keluarga, atau rekan kerja Anda sering meminta pertolongan pada Anda? Apakah anda termasuk orang yang sering diandalkan? Menjadi orang yang selalu dibutuhkan memang menyenangkan.
Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa Anda harus mengorbankan diri sendiri demi membantu mereka. Karena itulah, pikirkan terlebih dahulu baik dan buruknya bagi Anda, jika ada orang lain yang meminta bantuan.

Siapkan rencana aksi
Jika Anda sudah bisa menganalisa segala masalah dan bertekad untuk mengatasinya, segera buat rencana aksi Anda. Rencana tersebut harus berisikan hal-hal yang bisa memberi keseimbangan antara waktu kerja dan waktu pribadi Anda, meberikan Anda waktu me-time yang cukup, dan memberikan apresiasi dan penghargaan pada diri Anda sendiri.
Memang, tak mudah untuk menghilangkan rasa stres di tempat kerja. Namun jika mencoba langkah-langkah di atas, setidaknya Anda bisa menumbuhkan semangat dan energi positif saat bekerja. (Koran SI/Koran SI/nsa)

 

 

 

 

 

 

 

 

Perhatikan Gaya Berjalan Anda

SADARKAH Anda bahwa gaya berjalan Anda bisa menjadi petunjuk apakah Anda cukup kompeten atau tidak dalam menjalankan sebuah pekerjaan?

Banyak hal di dalam diri kita yang bisa dipakai untuk menjadi petunjuk, seperti apakah sifat, kepribadian, atau kompetensi kita dalam dunia kerja. Anda mungkin pernah mendengar kalimat "you are what you wearing" untuk menggambarkan diri seseorang tanpa harus mendengarnya berbicara. Begitu juga dengan cara berjalan seseorang.

Cara berjalan seseorang diyakini bisa menjadi petunjuk tentang bagaimanakah seseorang melakukan pekerjaannya. Meski tentu saja tidak 100 persen valid, tapi setidaknya cara tersebut bisa dijadikan sedikit gambaran untuk sebuah awal menilai seseorang. Berikut bagaimana cara membaca gaya berjalan, seperti dikutip dari Lemondrop.

1. Berjalan cepat

Orang yang berjalan cepat diyakini juga bekerja dengan cepat. Mereka dianggap mampu menghargai waktu dan pekerjaan mereka. Namun, orang yang berjalan cepat dikhawatirkan tak mampu menangkap detail, atau yang lebih parah, tak mampu menangkap detail, atau yang lebih parah, tak mampu menangkap hal kecil yang ternyata penting.

Orang seperti ini lebih cocok bekerja di bidang data entry atau yang membutuhkan kecepatan secara fisik. Orang dengan tipe seperti ini disarankan untuk bekerja lebih santai atau setidaknya bisa lebih rileks dan menyempatkan diri untuk menyapa rekan kerja yang lain agar tidak dikira tidak mampu bersosialisasi.

2. Berjalan dengan penuh tekanan

Tipe ini dianggap sebagai orang yang percaya diri dan punya kapasitas. Tapi sering kali juga bisa berarti penuh ego. Orang seperti ini cocok untuk mengejar karier hingga ke level eksekutif. Untuk menghindari kesan sombong dan penuh ego, orang seperti ini harus menyertakan senyum dan sapa yang ramah kepada orang-orang yang ditemuinya.

3. Berjalan tak-tik-tok

Orang yang berjalan dengan sepatu yang menimbulkan suara, tidak takut untuk diperhatikan, atau senang diperhatikan dengan memberi pertanda lewat suara sepatunya bahwa ia telah datang ke ruangan tersebut. Hal ini sebenarnya tidak bermasalah, asalkan orang-orang ruangan tempatnya bekerja menolerir hal tersebut atau ruangan tersebut tak terlalu membutuhkan suasana yang tenang.

Pekerjaan sebagai seorang sales cocok untuk orang seperti ini. Sedangkan jika suara sepatu tersebut mengganggu banyak orang, segeralah pergi ke tempat servis sepatu untuk meredam suara tak-tik-tok tersebut.

4. Berjalan di belakang grup

Pertanda ini bisa diaertikan kalau orang tersebut tidak tertarik untuk berhubungan dengan orang lain. Ini bisa jadi indikasi bahwa ia tidak atau kurang cocok bekerja dalam tim. Tak heran, orang seperti ini dianjurkan untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya solo atau bukan tim. Jika masalahnya ada di sepatu yang membuatnya tak mampu berjalan cepat, maka sebaiknya carilah sepatu yang lebih nyaman.

5. Berjalan tanpa suara

Orang seperti ini biasanya tidak memberikan tanda-tanda akan kehadirannya, sampai ia benar-benar terlihat hadir di tempat tersebut. Orang dengan tipe ini bisa jadi menunjukkan kalau kerja kerasnya bisa jadi tak diperhatikan oleh orang-orang. Sama seperti kategori do atasnya, ia lebih cocok bekerja sendiri dari pada dalam tim. Jika Anda adalah tipe seperti ini, pastikan kalau atasan mengetahui kerja keras Anda, misalnya dengan menanyakan bagaimana hasil kerja Anda saat ini.

6. Berjalan membungkuk

Tipe ini adalah orang yang diyakini kurang percaya diri. Karena itu, ia disarankan untuk bekerja di bidang IT yang tidak membutuhkan percakapan atau kerja sama dengan orang lain. Saran untuk orang seperti ini ialah, coba belajar  untuk menegakkan bahu Anda agar dada lebih mebusung dan terlihat lebih percaya diri.

7. Berjalan dengan mata lurus ke depan

Orang dengan gaya berjalan seperti ini menjadi pertanda bahwa ia adalah orang yang percaya diri dan fokus pada pekerjaannya. Ia juga cocok menjadi sales atau apa pun yang berhubungan dengan pencapaian sebuah deal yang bisa dicapai dengan bantuan tatapan mata yang penuh sugesti. Buat mereka yang punya gaya berjalan seperti ini, pastikan bahwa hasil kerja Anda sama dengan cara berjalan Anda.

8. Berjalan lamban

Orang seperti ini diyakini sebagai orang yang kurang efektif, tapi pandai melihat detail. Cocok bekerja di bidang kesehatan. Orang seperti ini juga disarankan untuk bekerja lebih efektif agar orang tidak salah paham dengan gayanya.

9. Berjalan zig-zag

Orang yang berjalan zig-zag bisa diartikan sebagai orang yang tidak efisien dalam bekerja. Orang dengan tipe ini lebih cocok bekerja di bidang ritel. Saran untuk mereka yang berjalan zig-zag ialah usahakan untuk berjalan dengan orang lain di samping Anda agar bisa mengontrol gaya berjalan Anda.

10. Berjalan dengan menatap ke bawah

Sudah bisa ditebak, orang yang berjalan dengan menunduk diasosiasikan dengan mereka yang tidak percaya diri, tidak fokus dengan pekerjaan, dan tidak tertarik dengan hal yang akan terjadi di depan. Orang seperti ini cocok bekerja di pabrik. Cobalah untuk berjalan tegak dengan mata menatap ke depan. Anda akan terlihat lebih percaya diri dan orang lain pun akan tertarik melihat Anda.(Koran SI/Koran SI/nsa)

Rabu, 09 Maret 2011

Kegiatan Alam Bebas


 I.      Pendahuluan
Pada kegiatan ini, permasalahan umum yang timbul adalah kesiapan kondisi fisik dan mental serta kemampuan penerapan teori ke praktek medan yang sebenarnya. Pada materi ini lebih memprioritaskan pada pengenalan atau pemahaman pengetahuan teori dasar terutama yang berkaitan lngsung dengan praktek di lapangan.
Pengenalan secara umum tentang perkembangan kegiatan olah raga di alam bebas pada saat ini mengalami perkembangan cukup pesat, pada hal hampir semua jenis olah raga ini termasuk dalam kategori High Risk Activity (kegiatan yang mengandung resiko tinggi). Akan tetapi tidak mengurangi peminat dalam jenis olah raga ini. Kemudian tersaji pula secara praktis jenis-jenis dan kegunaan simpul. Semua ini harus dikuasai dengan baik, karena ini berkaitn dengan praktek di lapangan dan cara pembuatan harness (tali tubuh) dari webbing serta contoh gambar dari macam-macam peralatan.
Pada akhir materi ini lebih merupakan bahan pengantar untuk melakukan kegiatan dialam bebas bagi pemula agar dapat melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan safety procedure (prosedur keselamatan). Sedangkan yang sudah menguasai atau yang biasa melakuakan kegiatan ini hanya merupakan alat bantu untuk mengingat kembali tentang pengetahuan dasarnya.

II.      Pendakian Gunung
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras yang penuh tantangan serta membutuhkan keterampilan, kecerdasan, keuletan dan daya juang yang tinggi sehingga kondisi fisik dan mental yang sehat sangatlah dibutuhkan pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemapuan diri untuk bersekutu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Bukti pertama yang mengawali sejarah pendakian adalah yang telah dilakukan oleh orang-orang diwilayah pegunungan Alpen, pendakian tersebut dikarenakan akan kebutuhan mata pencaharian (1492). Kemudian pastur-pastur Yesuit yang melintas Pegunungan Himalaya untuk misinya (1642). Diawal abad 1800-an ratusan para pendaki kebangsaan Inggris yang diawali oleh Alfred Wills yang mendaki Wetterhoun (3708 mdpl). Ini menjadi cikal bakal pendakian gunung yang merupakan  suatu olah raga. Kemudian disusul dengan berdirinya British Alpine Club tahun 1957. prestasi mualai ditingkatkan dan mulai berusaha untuk mencapai puncak gunung tertinggi di dunia. Puncak tersebut berhasil dicapai dalam sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh John hunt, Edmund, Hillary dan Tenzing Norkai yang berhasil mencapai atap tertinggi Everest (8848 mdpl). Kemudian disusul dengan berdirinya perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung di Indonesia yangsudah tidak terhitung lagi jumlahnya.

III.      Kegiatan Alam Bebas
Sebagai seorang pecinta alam, kita tidak terlepas dengan namanya kegiatan di alam terbuka, kegiatan tersebut diantaranya :
1.      Caving (penulusuran gua)
Ø  Definisi Gua                : Ruang alamiah didalam bumi yang biasanya terdiri dari ruang-ruang dan lorong-lorong.
Ø  Jenis-Jenis Gua            : Gua lava, gua batu gamping, gua batu pasir dan gua laut
Ø  Kegiatan yang biasa dilakukan : eksplore, SRT-an, mapping, penelitian, (arkeologi, biospeleologi), topogarfi gua, cave diving, dll.
Ø  Kode etik penelusuran harus benar-benar diperhatikan karena kondisi gua yang rentan mudah sekali terpengaruh.
2.      Rock Climbing  (panjat tebing)
Ø  Kegiatan ini bisa dilakukan pada tebing yanmg mempunyai jenis batuan kapur  andesit (batuan vulkanik).
Ø  Taknik pemanjatan yang biasa dipakai adalah pemanjtan artificial (single pitch dan multi pitch) dan pemanjtan sport.
Ø  Pengetahuan yang harus dikatahui dalam pemanjatan : menejemen tali, karakteristik batuan, menejemen fisik, dll.
3.      Rafting (arung jeram)
Ø  Yaitu suatu aktivitas pengarungan alur sungai berjeram / riam, dengan menggunakan perahu, baik perahu karet, kayak, canoe, dan dayung.
Ø  Kerjasama Kelompok sangat dibutuhkan dalam melakukan sebuah pengarungan.
Ø  Kegiatan ini dangat bergantung pada debit sungai dan arus sungai.
4.      Mountenering (gunung hutan)
Ø  Yaitu kegiatan yang dilakukan di gunung dan hutan.
Ø  Syarat yang harus dimiki oleh seorang pendaki diantaranya memiliki pengetahuan dan keterampilan, mental, kondisi fisik dan pikiran yang sehat.
Ø  Kegiatan yang biasa dilakukan : bird watching, penelitian flora fauna, peta kompas, SAR, survival, dll.

Mountenering dalam arti luas berarti suatu perjalanan yang meliputi Hill Walking, Scrambling, Climbing hingga pada suatu perjalanan ekspedisi ke puncak-puncak tertinggi.

Lingkup kegiatan mountenering menurut bentuk dan medan yang dihadapi dapat dibagi menjadi.
1.     Hill Walking
Perjalanan mendaki bukit yang relatif landai dan tidak memerlukan peralatan dan teknik pendakian.
2.     Scrambling
Pendakian yang berupa tebing-tebing batu yang begitu terjal. Kadang-kadang tangan digunakan untuk keseimbangan dan tali digunakan untuk pengaman.
3.     Climbing
Pendakian tebing batu yang cukup terjal. Untuk medan seperti ini dibutuhkan penguasaan teknis dan peralatan untuk pengaman. Bentuk Climbing ada 2 macam:
a.      Rock Climbing
Pendakian pada tebing batu dengan kemiringan tebing umumnya lebih dari 70% peralatan yang digunakan adalah tali, harnes, carabiner dan lain-lain.
b.      Ice and Snow Climbing
Pendakian ke gunung es dan salju pada dasarnya menggunakan peralatan yang sama denghan yang digunakan dalam rock climbing ditambah dengan Crampoon dan kapak es.
4.     Expeditions
Kegiatan ini merupakan gabungan dari semua bentuk kegiatan diatas yang bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Teknik pendakian serta peralatan yang digunakan harus dikuasai begitu pula tentang menejemen perjalanan, pembagian logistik, navigasi darat, komunikasi dan lain-lain.
5.     Prusiking
Kegiatan ini adalah salah satu teknik untuk naik dengan meniti sebuah tali yang telah terpasang. Peralatan yang digunakan adalah tali pokok, tali prusik, carabiner dan harnes.
6.     Rappeling
Kiegiatan ini berguna untuk menuruni tebing yang kemiringannya lebih dari 70%. Peralatan  yang digunakan tali statik, tali tubuh, carabiner, figure of eight dan sarung tangan.
7.     AMR Rappeling/Hesti
Teknik ini menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan serta penggunaan sarung tangan dan dilakukan pada tebing yang tidak curam.
8.     Sebrang Kering
Kegiatan ini merupakan salah satu teknik untuk menyeberangi jurang atau sungai yang dalam. Peralatan yang digunakan adalah tali poko, tali pengaman, tali tubuh dan carabiner.
9.     Luncur
Kegiatan ini adalah salah satu teknik untuk menyeberangi jurang yang dalam dimana permukaan tebing yang diseberangi lebih rendah. Peralatan yang digunakan adalah tali pokok, togle, pengaman (bila diperlukan).

IV.      Klasifikasi Pendakian
Bentuk permukaan bumi sangatlah bervariasi maka klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi. Klasifikasi ini terbagi dalam beberapa kelas, yaitu:
1.     Kelas satu, berjalan tegak tidak memerlukan peralatan khusus.
2.     kelas dua, medan sedikit bertambah sulit, kadang-kadang tangan digunkan untuk membantu.
3.     Kelas tiga, medan semakin curam sehingga dibutuhkan teknik pendakian, tali pengaman belum diperlukan.
4.     Kelas Empat, kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan Piton sebagai jangkar.
5.     Kwlas lima, rute yang dilalui semakin sulit, medan seperti ini dibutuhkan peralatan pemanjatan.
6.     kelas enam, tebing tidak lagi memberikan pegangan, rongga, celah atau gaya geser yang diprlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan.

























TALI TEMALI

            Tali merupakan peralatan yang tidak bisa dilepaskan, ditinggalkan dalam setiap kita berkegiatan dialam bebas. Tali hampir digunakan disetiap kita berkegiatan, baik itu mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri gua, arung jeram, dsb. Untuk itulah pengetahuan tetang tali temali sangat dibutuhkan sekali sebelum kita berkegitan dialam bebas.

1.       Macam-Macam Tali
Berdasarkan dari bahannya tali terdapat bebrapa jenis antara lain:
A.     Tali dari bahan serat alam
Bahan yang digunakan untuk membuat tali adalah serat tumbuhan ataupun dari lapisan serat tumbuhan, cara untuk membuatnya yaitu dengan cara memilih serat tumbuh-tumbuhan. Adapun yang termasuk dalam jenis ini adalah:
1.          ABACA (Serat manila)
Serat yang digunakan tali ini dari keluarga pisang-pisangan atau tangkai tumbuh-tumbuhan dan sering disebut serat manila. Tali ini keras dan kuat.
2.          SISAL
Sifatnya keras dan kuat, satu kelebihan dan tali ini tahan terhadap air laut, biasanya digunakan untuk membungkus dari kain karung.
3.          JUTE (Rami atau Goni)
Termasuk jenis lunak dan sering digunakan untuk membuat benang.
4.          ROTAN
Banyak digunakan untuk membuat jembatan.
         Tali dari bahan tumbuh-tumbuhan atau dari serat alam yang mempunyai kelebihan
Ø Tahan terhadap abrasi
Ø Mudah untuk mengetahui bahan yang rusak
Ø Tahan terhadap gesekan
Sedangkan kelemahannya adalah:
Ø Mudah melintir
Ø Tali menjadi kaku apabila dipakai dalam waktu yang lama sehingga sulit untuk dibuat simpul.
Ø Berat
B.      Tali dari serat buatan
Tali dari serat buatan ini mempunyai kualitas yang lebih baik karena sifatnya yang mudah diatur menurut kehendak pembuatnya seperti nilon. Berdasarkan bentuknya tali yang terbuat dari serat buatan dibedakan menjadi 3 yaitu:


1.          Tali yang Dipilin (Hawserlide Rope)
Terdiri dari serabut nylon yang dipilin, biasanya terdiri dari tiga atau empat bagian. Keuntungan adalah tahan terhadap gesekan, mudah mengetahui bagian yang rusak dan harganya relatif lebih murah. Kelemahannya adalah kurang lentur sehingga apabila orang terjatuh dan menggunakan tali ini hentakkannya akan terasa sakit.

2.          Tali Sumbu Kompor (Kernmantle)
Tali ini terdiri atas dua bagian yaitu Kern (inti) dan mantle (pembungkus), tali ini terbuat dari nylon yang dibungkus. Kelebihannya tali ini bersifat fleksible (tingkat elastisnya tinggi), sehingga mampu meredam hentakan-hentakan yang keras sekalipun. Kelemahannya sangat sulit untuk mengecek kerusakannya juga tidak teahan terhadap gesekan. Tali kernmantel ini ada dua jenis yaitu:
a.   Kernmantle Static
Tali ini sangat baik untuk menahan beban, yang sifatnya tetap (tanpa hentakan) karena tingkat elastisitasnya yang tidak begitu tinggi yaitu 2-5 % dari beban yang diberikan. Dan sangat baik untuk kegiatan naik maupun turun dengan menggunakan mekanik seperti caving. Dengan menggunakan tali ini dapat menghemat tenaga, karena tenaga yang kita keluarkan tidak banyak teserap oleh kelenturan tali. Secara fisik dapat diketahui dari warnanya. Yang bercorak polos atau dengan sedikit variasi.
b.   Kernmantle Dynamic
Jenis ini sangat baik untuk menahan beban yang bergerak (dengan hentakan) dan mampu menyerap hentakan yang cukup tinggi sampai 20%. Banyak digunakan dalam panjat tebing. Secara fisik bisa digunakan dengan warna tali yang bercorak mencorok dan berwarna cerah.

Kekuatan tali dapat berkurang antara lain disebabkan oleh:
1)       Simpul (di tengah tali)
2)       Sering mendapat beban yang berat dalam waktu yang lama.
3)       Karena basah.
4)       Faktor usia tali, dsb.

PERMAINAN TALI

     I.          Pendahuluan
Sebagai seorang pecinta kegitan lapangan, seperti seorang mountenering, climbers, caver, rafter, dll. Keselematan diri sangat didukung oleh kemampuan, keterampilan, selama bermodal keberanian dan mental yang mempunyai kekuatan untuk mendukung kegiatan panjat (ascenduer, descender) dan alat bantu lainnya.
Pengertian dari permainan tali itu sendiri adalah naik/ turun medan dengan menggunakan alat bantu dan pada prinsipnya permainan tali ini memanfaatkan gesekan yang terjadi baik antara tali dengan alat bantu yang lain atau dengan tubuh. Oleh karena itu semakin besar gesekan semakin lambat gerakan.

  II.          Etika Permainan
1.       Usahakan tali dalam keadaan bersih.
2.       Jangan menyeret tali di tanah, karena gesekan tali dengan tanah dapat mengakibatkan kerusakan pada tali, dan pasir atau partikel lain dapat masuk kedalam tali dan dapat memotong serat tali.
3.       Jangan menginjak tali sebab gesekan yang terjadi dapat mengakibatkan kerusakan tali.
4.       Jangan meninggalkan tali dalam keadaan terbebani dalam jangka  waktu yang lama, kecuali dalam keadaan darurat.
5.       Lepaskan semua simpul, jerat, ikatan sesegera mungkin.
6.       Hindarkan tali dalam keadaan basah atau beku.
7.       Kurangi gesekan tali dengan benda lain, misal gesekan dengan webbing, tali, alat bantu lain, karena gesekan yang serius akan menyebabkan tali putus.
8.       Jangan melempar / menjatuhkan alat.
9.       Letakkan semua alat dalam posisi yang mudah untuk diawasi dan mudah dijangkau.
10.   Hindarkan sinar matahari langsung terhadap alat.

III.          Teknik Permainan Tali
Ada tiga teknik dasar permainan tali, yaitu:
1.       Teknik Turun
a.        Turun Hesti
Dipergunakan bila medannya tidak terlalu curam (antara 45°-70°) sehingga apabila dilewati tanpa bantuan alat bantu (tali dan lainnya) agak sulit dalam hal ini arahnya sebagai pengaman.
Caranya:
v  Tali utama ditambatkan pada pokok yang kuat.
v  Posisi badan menyamping  (lebar badan sejajar tali).
v  Lengan direntangkan, posisi tali dibelakang badan dan melalui ketiak.
v  Kaki dibuka selebar bahu.
v  Turun dengan jalan atau lari-lari kecil.
Untuk mengerem:
o    Badan menghadap jalur yang dilalui.
o    Satukan tali.
o    Tangan lurus.
o    Badan tegak lurus medan.

Keamanan
Ø  Agar lebih aman lingkarkan tali pada pergelangan tangan (sesuai kebutuhan)
Ø  Memakai sarung tangan kulit.
Ø  Pakaian berlengan panjang.
b.        Turun Klasik
Digunakan bila kemiringan berkisar 70°-90°, tetapi tidak terlalu dalam. Dalam turun klasik ini dikenal dua sistem, yaitu:
1)       Sisitim Tertutup
Yang dimaksud sistem tertutup adalah bentuk lilitan utama yang hampir melingkar semua bagian tubuh (membentuk huruf S). Pada sistem ini gesekan tali dengan tubuh sangat besar, sehingga faktor kemanannya pun sangat tinggi.
Caranya:
a)       Tali utama ditambatkan pada pokok yang kuat.
b)       Posisi badan tegak lurus medan dan menghadap tambatan (anchor)
c)       Tali dilewatkan selangkangan, kemudian diputar setengah badan dan melewati perut, diputar kearah belakang tubuh dan terakhir melewati bahu.
d)      Tangan yang kuat memegang tali, bagian bahu berfungsi sebagai rem. Tangan yang kiri memegang  bagian tali menuju tambatan dan berfungsi sebagai pengendali /pengatur keseimbangan.
e)       Turun dengan cara jalan kebelakang.
2)       Sistim Terbuka
Pada sistim ini tali tidak melingkar ketubuh (membentuk huruf O). Pada sistem ini faktor  gesekan sangat kecil dan faktor keamanan cukup.
Caranya:
a)       Tali utama melewati selangkangan kearah belakang tubuh dan akhirnya melewati bahu.
b)       Lainnya seperti pada sistem tertutup.

Keamanan:
v  Jangan sekali-kali turun dengan melompat.
v  Pakailah sarung tangan kulit.
v  Pakailah pakaian yang agak tebal, untuk mengurangi gesekan langsung dengan tubuh.

c.        Rappeling
Teknik ini digunakan untuk medan yang lurus (90°) dan ada tebing untuk tumpuan.
Caranya:
a)       Tambatkan tali pada pokok yang kuat.
b)       Memasang jerat tubuh dan memasang cincin kait (carabiner) pada jerat tubuh dengan pintu menghadap keatas.
c)       Memasukkan tali utama ke carabiner dengan ujung keluar kearah tangan yang paling kuat, kemudian memutar tali utama bagian luar / atas dan memasukkan kearah carabiner. Banyaknya putaran/lilitan tergantung pada kebutuhan.
d)      Tali utama bagian bawah bisa dilewatkan bagian selakangan atau sisi pinggang.
e)       Tangan yang kuat berfungsi sebagai pengerem dan tangan yang lain berfungsi sebagai pengendali keseimbangan. Jika tali utama dilewatkan keselakangan, letak tangan yang sebagai rem berada di pantat dan menghadap keluar. Sebaiknya bila tali utama lewat sisi pinggang, maka letak rem pada pantat menghadap kedalam.
f)        Turunnya dengan lompatan atau dengan jalan biasa.



2.       Teknik Naik
a)       Naik Merambat
Untuk medan yang mempunyai kemiringan 45°-70°. Caranya:
§  Tambatkan tali utama pada pokok yang kuat.
§  Tali dilewatkan selangkangan, kedua tangan memegang tali utama, siap untuk naik.
§  Naik dengan jalan dan merambat tali.
§  Gunakan sarung tangan.
b)       Naik Meniti Tali
Untuk medan yang menggantung dan hanya tersedia sebuah tali utama. Cara ini digunakan bila kondisi sangat terpaksa dan medan yang memungkinkan (tidak tinggi). Cara naik:
§   Tambatkan tali utama pada pokok yang kuat.
§   Pegang tali dengan kedua tangan.
§   Angkat badan, seiring dengan itu angkat kaki dan tekuk kemudian tali diletakkan disalah satu bagian atau telapak kaki dan kaki yang lain memijak dan tekan dengan kuat.
§   Angakat badan lagi dan seterusnya.
c)       Dengan menggunakan alat bantu yang lain.
Dengan prusik, Caranya:
§  Memasang jerat tubuh dan pasang carabiner pengnci pada jerat tubuh.
§  Memasang jerat prusik pada tali utama dan memasukkan ke carabiner, selanjutnya memasang jerat panjat lain untuk pijakan.
§  Cara naik dengan cara memindahkan bergantian berat badan pada tali panjat yang ada pada tubuh dan pijakan.
3.       Teknik Menyeberang
a)        Penyeberangan Basah
Dengan melewati air secara menjeburkan diri (basah).
Caranya:
1)   Memasang lintasan pada tali utama yang letaknya memotong kehilir.
2)   Pasang jerat tubuh dan masukkan carabiner ke jerat tubuh.
3)   Cara menyeberang dengan merambat.
b)       Penyeberangan Kering / Katrol
Dengan cara memasang lintasan diatas sungai atau jurang yang akan kita seberangi. Caranya:
1)   Memasang lintasan yang akan menghubungkan daratan.
2)   Posisi badan merayap pada tali, salah satu kaki menggantung bebas sebagai pengendali keseimbangan dan satu tekuk, diletakkan diatas tali utama
3)   Siap menyeberang dengan cara kedua tangan menarik badan dan dikuti dengan kaki yang ditekuk membantu untuk mendorong. Badan agak diangkat untuk mengurangi gesekan badan dengan tali.

4.       Peluncuran
Sebenarnya teknik peluncuran termasuk untuk turun tebing namun khusus untuk turun dengan bentangan tali yang mempunyai kemiringan 50°-70°.

Ada tiga jenis alat yang biasa dipergunakan:
a.       Dengan togel
b.      Dengan roll
c.       Dengan karung
Karung digunakan untuk pelindung tubuh dari gesekan denga tali:
1)   Posisi duduk
2)   Posisi telungkup.






Teknik-teknik turun tebing:
1.      Tebing dengan kemiringan 45° - 70°
a.  Jalan biasa dengan tali                                     b.  Turun Hesti













2.      Tebing dengan Kemiringan 70° - 90°
a.  Turun Klasik                                                                 b.  Rappeling







3.      Pada tebing berlubang/berrongga/diatas 90°







SURVIVAL (THAB)

            Survival adalah keahlian untuk bertahan hidup dal;am situasi yang mendesak. Keahlian survival sangat diperlukan oleh setiap pelaku kegiatan alam bebas. Pembahasan disini hanya pada elemen dasar dari seni survival saja. Beberapa bagian dari halaman ini disadur dari buku SAS SURVIVAL GUIDE karangan John Wiesman, serta sumber-sumber lainnya. Topik bahasan disini hanya bersifat global saja.
            Jika dianggap keahlian survival itu sebagai suatu piramid yang dibangun dengan suatu pondasi dari keinginan untuk bertahan hidup(survive). Lapisan berikutnya dari pyramid itu adalah pengetahuan yang membangun rasa percaya diri dan menghilangkan rasa takut. Layer yang ketiga adalah latihan: penguasaan keahlian dan mempertahankan keahlian itu sendiri. Puncak dari pyramid itu adalah perlengkapan (kit).
KOMBINASI DARI INSTING UNTUK BERTAHAN HIDUP DENGAN PENGETAHUAN, LATIHAN DAN PERLENGKAPAN (KIT) DAN ANDA AKAN SIAP UNTUK KEADAAN YANG BAGAIMANAPUN.

PERHATIAN.........!!!!!!!!!!
TEKNIK SURVIVAL YANG DITULIS DISINI, DIGUNAKAN UNTUK KEDAAN YANG BERBAHAYA, DIMANA KESELAMATAN SESEORANG INDIVIDU BERADA DALAM BAHAYA, OLEH KARENA ITU PENULIS TIDAK MENERIMA BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENUNTUTAN ATAU TINDAKAN-TINDAKAN YANG DILAKUKAN OLEH BADAN-BADAN ATAU PERSEORANGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH KESALAHAN PEMAKAIAN ATAU PEMAHAMAN DARI TEKNIK YANG DIULAS DISINI, ATAU KERUGIAN CACAT, ATAU KERUSAKAN PERMANEN YANG DISEBABKAN SEMUA BERADA DILUAR TANGGUNG JAWAB PENULIS.

Pengetahuan Dasar SURVIVAL
Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Mengapa Ada SURVIVAL?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain:
1)       Keadaan alam (cuaca dan medan)
2)       Keadaan makhluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
3)       Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tersebut biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri. Dalam keadaan tersebut ada beberapa faktor yang menentukan mental, kurang lebih 80% kesiapan kita dalam survival terletak dari kesiapan mental kita.
Arti survival sendiri terdapat berbagai versi, yang akan kita bahas disini  hanyalah menurut versi pecinta alam.
S: Sadar dalam keadaan gawat darurat.
U: Usahakan untuk tetap tenang dan tabah.
R: Rasa takut dan putus asa hilangkan.
V: Vitalitas tingkatkan.
I  : Ingatlah selalu dimana kau berada
V: Viva: hargailah hidupmu
A: Asal mengerti, berlatih, dan tahu caranya.
L: Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arati survival tersebut agar dapat membantu Anda keluar dari  kesulitan, dan yang perlu ditekan jika Anda tersesat yaitu istilah STOP yang artinya:
S: Stop dan sitting /  berhenti dan duduklah
T: Thingking / berfikirlah
O: Observe / amati keadaan sekitar.
P: Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan.

Kebutuhan Survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor:
  1. Sikap mental : semangatlah untuk tetap hidup, kepercayaan diri, akal sehat disiplin dan rencana matang, kemampuan belajar dari pengalaman.
  2. Matahari / Panas : kelelahan panas, kejang panas, sengatan panas.
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
§   Penyakit akut atau kronis
§   Baru sembuh dari penyakit
§   Demam, penyakit kulit.
§   Baru memperoleh vaksinasi
§   Kurang tidur, lelah, minum alkohol
§   Penyakit kulit merata
Pencegahan kedaan panas: aklimatisasi, persediaan air, mengurangi aktivitas, garam dapur, pakaian longgar lengan panjang.
  1. Serangan penyakit: demam, disentri, typus, malaria.
  2. Kemerosotan mental
Gejala: lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histerius.
Penyebab: mekanan dan minuman beracun.
Pencegahan: usahakan tenang, banyak berlatih.
  1. Bahaya binatang beracun dan berbisa (keracunan)
Gejala: pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab: makanan dan minuman beracun
Pencegahan: air garam diminum, minum air sabun mandi yang panas, minum teh pekat, ditohok anak tekaknya.
  1. Keletihan yang amat sangat
Pencegahan: makan makanan berkalori, membatasi kegiatan.
  1. Kelaparan
  2. Lecet
  3. Penurunan suhu tubuh
Untuk penurunan suhu tubuh dibawah 30 derajat celcius bisa menyebabkan kematian.

Lima Asas Skill Ikhtiar Hidup
B    : Bivak (perlindungan)
A   : Air
J    : Jerat ; makanan
A   : Api
K   : Komunikasi/isyarat : pertolongan

Satu elemen terpenting dalam ikhtiar hidup (survival) adalah yang terletak diantara dua telinga Anda, yaitu otak. JANGAN PANIK, gunakan akal dan Anda haruslah berlatih menggunakan 5 elemen asas sebelum Anda terpaksa bergantung didepannya.

Ø  Bivak >>> Perlindungan
Perlindungan bermaksud untuk melindungi diri Anda dari sengatan matahari yang berlebihan, sejuk, angin, dan hujan. Apa saja yang boleh menambah dan mengurangi suhu badan Anda boleh menjadi musuh Anda. Pakaian merupakan cara perlindungan pertama, pakaian sesuai kondisi, tempat, dan iklim. Senantiasa memakai topi. Usahakan selalu pakaian yang terdekat dengan tubuh senantiasa kering.
Efektifkan waktu dan tenaga untuk membuat tempat perlindungan, manfaatkan alam yang telah menyediakannya (seperti gua dan lainnya). Berlatihlah untuk membuat tempat perlindungan anda untuk mengelak dari kelembapan, atau untuk menutup tempat perlindungan Anda atau gunakan selimut dengan keadaan duduk mencangkung (squad posisition) untuk memberi konsentrasi kehangatan di dalam badan.

Ø  Air
Air sangatlah dibutuhkan dalam mempertahankan hidup. Anda hanya bisa bertahan hidup selama tiga hari tanpa meminum air. Bawa sejumlah makanan dengan mengnandaikan bahwa anda akan memerlukan makan dan air lebih dari perncanaan perjalanan Anda. Bawa makanan yang ringkas dan berprotein, bertenaga, dan berglukosa tinggi (coklat, gula). Masaklah air dengan menambahkan 10 menit atau lebih waktu memasak air saat kedudukan anda meningkat 1000 mdpl. Jangan tunggu hingga anda benar-benar kehabisan air baru hendak mencari air. Anda boleh mengumpulkannya diatas permukaan tanah yang tinggi dan sedikit terbuka.



Ø  Jerat
Jerat, simpul, ikat atau segala yang berhubungan dengan tali temali sangatlah diperlukan dalam kondisi survival. Khususnya  dalam mencari makanan atau berburu binatang atau memudahkan kita dalam perjalanan dan kondisi goegrafis alam yang tidak menentu. Pengetahuan, kemempuan, cara, dan penggunaan tali haruslah dilatih dan dikuasai bila ingin berkegiatan di alam terbuka.

Ø  Api
Api boleh digunakan untuk memasak air, memasak makanan, memberi isyarat kepada penyelamat, memanaskan badan, cahaya dan ketenangan, membantu menghalau binatang liar, dan merupakan sahabat bila sendirian. Setiap merak melibatkan diri dengan aktivitas luar (outdoor) harus mempunyai pengetahuan tentang cara menyalakan api sekurang-kurangnya dalam dua keadaan, satu dengan peralatan dan satu lagi tanpa peralatan.

Ø  Komunikasi
Isyarat menandakan kehadiran kita dan kebolehan kita menarik perhatian orang lain untuk meminta bantuan. Api, lampu, suluh, penanda berwarna merah, cermin, dan wisel boleh membantu anda untuk ditemui. Tiga tumpukan api unggun yang membentuk segitiga dapat menandakan bahwa anda dalam kondisi darurat. Gunakan cermin isyarat atau cermin biasa apabila Anda melihat kapal terbang, atau orang pada jarak jauh. Gunakan pemancar cahaya kecemasan EMERGENCY STROBE LIGHT pada malam hari untuk menarik perhatian mereka yang mungkin berada pada kawasan tersebut. Buat api unggun  dengan bahan organik misalnya rumput lembab atau getah untuk menghasilkan asap yang tebal pada siang hari. Cari kawasan yang luas untuk membuat isyarat udara seperti S.O.S dari batu, kayuan, atau pakaian berwarna, dan apa saja yang membedakan dengan warna permukaan tanah.

Mengatasi Gangguan Binatang
1.       Nyamuk
·            Obat nyamuk, autan, dll
·            Bunga kluwih dibakar
·            Kain / Lap dan minyak dibakar, kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
·            Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk.
2.       Laron
·            Mengusir laron yang terlalu banyak bisa menggunakan cabe yang digantung.
3.       Lebah
Apabila disengat lebah :
·            Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali.
·            Tempelkan tanah basah / liat diatas luka.
·            Jangan dipijit-pijit
·            Tempelkan pecahan genting panas pada luka.
4.       Lintah
Apabila digigit lintah:
·            Teteskan air tembakau pada lintahnya.
·            Taburkan garam diatas lintahnya.
·            Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya.
·            Taburkan asap rokok diatas lintahnya
5.       Semut
·            Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
·            Letakkan cabe pada jalan semut.
·            Letakkan sobekkan daun sirih pada jalan semut.
6.       Kalajengking dan Lipan
·            Pijatlah daerah sekitar luka hingga racun keluar.
·            Ikatlah tubuh dibagian pangkal yang digigit.
·            Tempelkan asam yang telah dilumatkan diatas luka.
·            Bubuhkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka.
·            Taburkan gambar disekeliling bivak untuk pencegahan.
7.       Ular
Pembahasan lebih lanjut pada materi ular.



CARA MENEMUKAN AIR
Cari didasar-dasar lembah dimana air secara alami mengalir. Apabila tidak ditemukan sungai atau kolam, carilah rumpunan tanaman hijau dan galilah disitu. Gali yang dalam dan alur-alur sungai yang kering. Kalau ditepi pantai galilah diatas garis aira yang tinggi, atau carilah vegetasi yang tumbuh subur direkahan karang-karang, bukan tidak mungkin akan ditemukan sumber air.

BAHAYA...!!!!
Berhati-hatilah dengan kolam atau telaga yang tidak ditumbuhi tanaman hijau di sekitarnya, atau ada tulang-tulang binatangnya. Itu sepertinya terpolusi. Cek pinggirannya mungkin terdapat indikasi mineral yang menunjukan kondisi adanya alkaline. Selalu masak air yang berasal dari kolam. Di padang  pasir, danau yang tidak mempunyai aliran keluar akan menjadikannya danau bergaram, airnya harus diseterilkan sebelum duminum.

Ransum Keringat
Jika kita harus meransum air, lakukanlah dengan menghirupnya atau menghisapnya. Setelah berjalan tanpa air untuk waktu yang lama, saat menemukan air jangan langsung meminumnya dengan tegukan besar. Hiruplah atau hisaplah untuk pertama kali dulu. Tegukan yang besar akan menyebabkan orang yang dehidrasi muntah, bahkan akan kehilangan cairan tubuh yang tersisa.

Mendapatkan Air dengan Proses Kondensasi
Pohon bisa menyalurkan kelembaban 15m dari batas bawah dari tanah yang mengadung air atau lebih dalam lagi ini terlalu dalam untuk digali, biarkan pohon memompanya untuk kita denga jalan mengikatkan kantong plastik pada cabang pohon yang berdaun sehat dan segar atau tempatkan polythene (fly sheet) tenda diatas tumbuhan. Proses penguapan dari daun-daun akan memproduksi kondensasi didalam kantong. Contohnya sebagai berikut:
Tempatkan mulut kantong plastik kearah atas dan bagian sudut bawah lebih rendah untuk memudahkan pengumpulan air.
Gantungkan polythene tenda pada titik yang tertinggi atau ganjal denga tongkat, hindari daun-daun bersentuhan dengan sisi polythene, ini akan mengalihkan tetesan dari penampungan di plastik yang tersedia didasar, bahkan tumbuhan yang dipotong akan menghasilkan kondensasi bila ditemapatkan didalam kantung plastik yang lebar.
Jaga daun-daunnya jauh dari tanah dengan menempatkan batu-batu, dengan begitu air bisa tertampung dibawahnya dan jangan sampai menyentuh sisi-sisinya. Jaga plastik tetap kencang dengan batu dan sanggah bawahnya dengan tongkat. Atur kantong menurun agar kondensasinya mengalir kebawah sampai tempat penampungan.

Penyulingan dengan Matahari (Solar Still)
Gali lobang kira-kira 90 cm dalamnya, tempatkan penampung air ditengah-tengah lobang dan tutup lobang dangan plastik hingga rapat-rapat. Tempatkan batu ditengah-tengah palstik bagian atas agar air menetes dan mengalir kebawah (tempat penampungan). Matahari meningkatkan suhu dari udara dan tanah dibawah plastik, hal ini akan menyebabkan terproduksinya uap air.
Pengembunan air yang terjadi dibawah permukaan palstik akan mengalirkan air ketempat penampunga air.  Cara ini sangat efektif pada siang hari yang panas dan malam hari yang dingin. Cara penyulingan ini setidaknya bisa mengumpulkan 550 ml setiap 24 jam. Penyulingan ini bisa berfungsi ganda sebagai jebakan. Serangga dan ular kecil akan tertarik terhadap plastik, meluncur kebawah kerucut dan terjebak dilubangnya dan tidak bisa naik kembali. Penyulingan air dengan matahari ini bisa juga digunakan sebagai menyulingkan kembali air yang sudah tercemar/terkontaminasi racun atau cairan yang berbahaya.
Gunakan batu untuk menjaga permukaan plastik. Tempatkan kaleng atau nesting sedemikian rupa hingga tidak bisa dimasuki oleh benda lain atau binatang kecil. Jika memungkinkan tempatkan pipa kecil ditempat yang lebih rendah guna mengambil air tanpa mengganggu proses penyulingan.

Air dari Tanaman
Pengumpul air: tumbuhan kadang-kadang menyimpan air dirongga-rongga. Rongga bamboo penuh air, goyangkan dan jika terdengar bunyi air, potong menukik bagian bawah dari setiap sambungan dan air akan mengalir keluar.
Keterangan gambar:
Kuncup tumbuhan menangkap dan menahan air, yang disaring untuk memisahkan serangga dan potongan kcil daun-daun.

Garam
            Garam adalah hal lain penting bagi manusia untuk bertahan hidup. Pada makanan normal sehari-hari terkandung 10gram. Tubuh kehilangan garam lewat keringat an urine, dan Anda perlu menggantikannya. Gejala pertama kekurangan garam adalah keram perut, pusing, rasa mual dan kecapaian. Cara penanggulangannya adalah dengan mengambil sedikit garam masukan kedalam segelas air. Jika ada tablet garam dalam SURVIVAL KIT Anda, ambil dan larutkan dalam air. Jangan diminum sekaligus akan menyebabkan sakit perut dan kerusakan ginjal.

Air yang Tidak Perlu Dimurnikan
1.       Hujan
Tampung dengan ponco atau daun yang lebar dan alirkan ketempat penampungan.
2.       Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan kedalam mulut.
3.       Dari tanaman
v Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut.
v Pohon bambu hijau merupakan sumber air terbaik untuk mendapatkan air yang segar. Air pada bambu hijau sangat jernih dan tidak berbau. Untuk mendapatkan air tersebut, lenturkan kebawah pada ujung bambu tersebut dan kemudian ikatkan. Setelah itu potong pada bagian ujung bambu dan air akan mulai menetes pada pagi hari. Bambu tua yang pecah pada bagian ruasnya munngkin mengandung air didalamnya.
v Setengah batang pohon pakis (tropical vine) dapat menghasilkan air. Kerat atau deres pada bagian batang pohon tesebut setinggi yang anda dapat capai, kemudian potong pada bagian bawah sekali (mendekati dengan tanah) pada batang tersebut. Kumpulkan titisan-titisan air kedalam tempatnya atau terus kedalam mulut anda.
v Anda juga dapat mendapatkan air pada tumbuhan yang memiliki batang lembab dan lembut di tengah. Potong pada bagian batang pokok tersebut dan peraslah supaya dapat air dan kumpulkan air tersebut.
v Akar pada tumbuhan juga mengandung air. Cabut atau keluarkan akar suatu tumbuhan, potong pada bagian pendek, kemudian tumbuk dan peras akar tersebut hingga mengeluarkan air.
v Daun yang berurat ataupun beranting mengandung air. Potong pada pangkal ranting atau daun tersebut untuk mendapatkan air yang menetes keluar.
v Pokok-pokok jenis palma seperti pokok kelapa, tebu, rotan, dan nipah mengandung air pada batang dan buahnya dengan cara mengerat atau menumbuk pada bagian batang atau buah tersebut untuk mendapatkan air.
v Dimana saja anda menemui pohon pisang, Anda dapat mendapatkan air. Potong bahan pohon pisang tersebut dengan hanya meninggalkan lebih kurang 30 cm pada pangkal batang tersebut. Korekkan pada bagian tengah potongan batang tersebut membentuk mangkuk. Air dari akar tersebut akan mulai memenuhi lubang tersebut. Air pada permulaan yang memenuhi ruangan  tersebut akan berasa sedikit pahit tetapi lama-kelamaan ia akan berangsur tawar. Batang pokok tersebut dapat menghasilkan air hingga 4 hari. Pastikan ia senantiasa ditutup untuk menghindari masuknya serangga atau kotoran lain.
v Embun tebal dapat menghasilkan air. Ikat sehelai kain atau rumput halus dikelilingi kaki dan berjalanlah melalui rumput-rumput yang berembun sebelum matahari mulai menaik. Setelah cebisan kain atau rumput tersebut menyerap embun tersebut, peraslah kain untuk mendapatkan air yang mencukupi ataupun hingga embun tadi hilang.
v Lebah ataupun semut yang mengelilingi lubang mungkin karena lubang tersebut mengandung air. Anda boleh menggunakan sembarang alat penyedot untuk menyedot air di dalam lubang pokok tersebut. Atau Anda dapat memasukkan kain kedalam lubang untuk menyerap air dan kemudian peraslah kain tersebut.

PERINGATAN:
1.       Jangan meminum air jika berbau, keruh (keputihan) ataupun rasanya pahit.
2.       jangan menyimpan cairan yang dihasilkan dari pada tumbuhan dalam waktu 24 jam. Air tersebut akan mulai berbuih atau basi dan menjadikan tidak selamat untuk diminum.

MAKANAN
Patokan memilih makanan :
v makanan yang dimakan kera juga juga dapat dimakan manusia.
v Hatilah-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok.
v Hindari makanan yang mengeluarkan getah putih seperti sabun kecuali sawo.
v Tanaman yang akan dicoba dulu dioleskan pada tangan.
v Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam.

Tumbuhan Survival
Sebelum dimakan, tumbuhan liar dihutan sebaiknya dimasak dahulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi

Tumbuhan yang Dapat Dimakan
Dari batangnya: Batang pohon pisang (putihnya). Bambu yang masih muda(rebung). Pakis dalamnya berwarna putih. Sagu dalamnya berwarna putih. Tebu.
Dari daunnya : selada air, rasamala (yang masih muda), daun mlinjo, singkong.
Akar dan umbinya : ubi jalar, talas, singkong.
Buahnya: arbei, asam jawa, duwet / juwet.
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya: jamur merang, jamur kayu.


Ciri-ciri Jamur Beracun:
            Mempunyai warna yang mencolok, baunya tidak sedap, bila dimasukkan kedalam nasi, nasinya menjadi kuning, sendok menjadi hitam bila dimasukkan kedalam masakan, bila diraba mudah hancur, punya cawan / bentuk mangkuk pada bagian pokok batangnya, tumbuh dari kotoran hewan, mengeluarkan getah putih.
Binatang yang Bisa Dimakan:
            Belalang, jangkrik, tempayak putih (gendon), cacing, jenis burung, laron, lebah, larva, madu, siput, kadal: bagian belakang dan ekor, katak hijau, ular: 1/3 bagian tubuh tengahnya, binatang besar lainnya.
Binatang yang Tidak Bisa Dimakan :
Mengandung bisa: lipan dan kalajengking,
Mengandung racun: penyu laut,
Mengandung bau yang khas: sigung

API
Cara Membuatnya :
Dalam situasi survival, kemampuan untuk menyalakan api dapat membuat perbedaan antara hidup dan sekarat. Api dapat memnuhi banyak kebutuhan. Dapat menyediakan kehangatan dan kenyamanan. Juga dapat digunakan untuk memasak dan menghangatkan makanan, serta dengan makanan yang hangat, kita dapat membuat kita menghemat kalori dalam tubuh kita yang biasanya diproduksi sewaktu tubuh memproduksi panas tubuh. Anda dapat menggunakan api untuk memurnikan air, mensterilkan perban, isyarat untuk penolong, dan memberikan perlindungan dari binatang. Serta secara psikologis dapat memberikan kedamaian pikiran dari ketegangan, serta persahabatan. Anda dapat menggunakan api untuk menghasilkan perkakas dan senjata.

PRINSIP DASAR API
Untuk membuat api, perlu dipahami prinsip dasar api, yaitu bahan bakar tidak membakar secara langsung. Saat anda memberikan panas pada bahan bakar akan menghasilkan suatu gas. Gas ini berkombinasi dengan oksigen di udara dan terbakar. Pemahaman konsep segitiga api adalah sangat penting yang akan dengan tepat membangun dan memelihara suatu api. Ketiga sisi segitiga ini diwakili oleh udara, panas, dan bahan bakar, jika anda memindahkan apapun dari ketiganya, api akan mati. Perbandingan yang benar dari komponen ini sangatlah penting supaya api dap[t membakar pada kemempuan terbesarnya. Satu-satunya cara untuk belajar perbandingannya adalah dengan mempraktekkannya.

Pemilihan Tempat dan Persiapan
Anda perluuntuk memutuskan lokasi dan mengatur apa yang dipakai. Sebelum membuat api perhatikan hal-hal berikut ini:
v Areal (medan dan cuaca) di tempat anda beraktivitas,
v Bahan dan alat yang tersedia,
v Waktu (berapa lama waktu yang anda punya)
v Kebutuhan (kenapa anda butuh api)
v Keamanan (perhatikan arah angin dan sekeliling anda, jangan sanpai mengakibatkan kebakaran hutan)

Carilah tempat kering yang:
v Terlindung dari angin,
v Tempatnya layak dan cocok untuk dengan shelter bagi anda (jika punya)
v Bisa mengkonsentrasikan panas pada arah yang anda inginkan,
v Ada persediaan kayu atau bahan bakar yang lain.

PEMILIHAN MATERIAL UNTUK API

Anda akan membutuhkan tiga tipe material untuk membuat api, yaitu:
1.      Tinder (penyala)
yaitu material kering yang akan menyala dengan panas atau dengan satu percikan api.
Bahan yang bisa digunakan sebagai tinder antara lain:
v Kayu kering yang diserut       
v Rumput kering
v Pakis mati
v Lumut kering
v Jamur kering
v Jerami
v Serbuk gergaji
v Dedaunan kering
v Bagian yang mati atau membusuk dari batang pohon
v Serabut tumbuhan yang mengering
v Daun palm atau kelapa yang mati
v Mesiu
v Kapas
v Kain kasa
v Bagian luar dari bambu yang diserut

2.      Kinding (pemancing)
yaitu material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah dahan tinder menyala. Metrial ini juga harus yang sudah kering dan mudah terbakar dengan cepat. Kinding ini meningkatkan temperatur api dan akan membuat nyalanya lebih besar.

Bahan yang dapat digunakan sebagai kinding :
Ranting kecil, potongan kayu, kayu yang dipisah-pisahkan, karton tebal, potongan kayu yang diambil dari bagian potongan kayu besar, kayu yang tersiram dengan cairan yang mudah terbakar seperti ; bensin, minyak, dan lilin.

3.      Fuel
Material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan akan terbakar secara perlahan-lahan.
Bahan yang dapat digunakan sebagai fuel :
Kayu kering yang masih berdiri dan cabang yang sudah mati dan kering, bagian dalam yang kering dari pohon tumbang, dahan atau cabangnya, rumput kering yang dibelitkan jadi satu, kotoran hewan yang sudah mengering, batu bara, serpih yang mengandung minyak.




Bagaimana Menyalakan Api  ?
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
  1. Dengan lensa / kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik di mana telah diletakkan bahan yang mudah terbakar.
  1. Gesekan kayu dengan kayu
Cara ini adalah cara yang paling susah, yaitu dengan menggesek-gesekkan dua buah kayu sehingga menghasilkan panas, kemudian dekatkan bahan penyala sehingga terbakar.
  1. Busur dan Gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan menggunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah terbakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul yang terdapat dalam dasar kelapa atau daun aren.

Survival Kit
Adalah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan, di antaranya:
Perlengkapan memancing, pisau, tali kecil, senter, cermin suryakanta, cermin kecil, peluit, korek api yang disimpan dalam tempat yang kedap air, garam, norit, obat-obatan pribadi, jarum, benang, dan peniti.

Emergency Kit
Butuh pengalaman untuk belajar dan menguasai item-item yang dibutuhkan dalam perjalanan dan yang sebaiknya ditinggalkan / tak perlu dibawa. Setelah melakukan perjalanan, buanglah apapun yang dianggap tidak digunakan, dan hanya menambahkan item-item yang benar-benar perlu untuk dibawa. Terutama yang bersifat multiuse-item yang sangat banyak manfaatnya.

Tali / Benang Pancing
Pilihlah yang kuat untuk menangkap ikan dan sesuaikan panjangnya dengan kebutuhan.

Mata Kail dan Pemberat
Siapkan secukup mungkin mata kail kecil, pengapung, dan pemberat. Mata kail yang kecil sangat efektif untuk menangkap ikan kecil ataupun ikan besar.
Scal / Pisau untuk Membedah
Item ini dapat digunakan untuk keperluan yang berbeda-beda, simpanlah mata pisau ini dalam kotak originalnya yang berminyak.
Gergaji Kawat
Gergaji ini bisa memotong hampir semua material. Simpanlah dalam kantong plastik.
Peniti Kait
Dapat digunakan untuk macam-macam hal, siaplah dalam berbagai ukuran.
Kawat Tipis
Kawat ini harus bisa dilipat dan tidak mudah putus. Kawat ini dapat membantu jika kita ingin membuat perangkap dan keperluan lainnya.
Reflektor
Kaca reflektor ini dirancang sudutnya untuk meminta pertolongan dari pesawat terbang. Caranya dengan membidik pesawat terbang lewat lubang yang di tengah dan cahaya matahari akan terpantul ke pesawat tersebut.
Pottasium Permanganate
Kristal-kristal halus ini berfungsi untuk mensterilkan air dan menetralkan bakteri-bakteri penyebab infeksi.
Pensil
Dapat digunakan untuk mambuat plot jalur pada peta atau kegunaan lain selama perjalanan.
Peralatan Jahit
Siapkan jarum yang cukup besar beserta benang tahan air, kemudian simpan dalam kantong plastik besrta beberapa kancing dengan ukuran yang berbeda. Kancing-kancing ini bisa digunakan untuk keperluan yang mendadak, misalnya sebagai pengunci tenda jika retsletingnya bermasalah.
Garam
Berkeringat yang berkepanjangan dan buang air kecil menyebabkan menurunnya kadar garam dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan kram perut. Campurkan sedikit garam ke dalam makanan untuk mengantisipasi terjadinya kram perut.
Plester
Gunakan plester untuk mencegah luka dari infeksi, juga bisa ditempelkan pada kaki yang lecet akibat sepatu.  
Kantong Plastik
Selain bisa digunakan untuk mengambil air juga untuk berbagai keperluan dalam keadaan darurat seperti sewaktu berusaha mendapatkan air dengan cara kondensasi.
Button Compass
Siapkan dengan besar / ukuran yang cukup dan bisa disimpan bersama item lainnya.
Antibiotik Tablet & Tablet Pensteril Air
Untuk tablet antibiotik hanya digunakan pada saat darurat, sedangkan tablet untuk sterilisasi air, siapkan dengan jumlah yang cukup.
Korek Api
Saat ini telah ada korek api yang wind proof dan water proof, tetapi di Indonesia korek api seperti ini masih susah didapatkan. Namun kita dapat mensiasatinya dengan cara melapisi korek dengan lilin dan disimpan dalam wadah yang kedap air (bekas tabung film).
Lilin
Gunakan lilin sehemat mungkin, jangan dipakai sebagai penerangan, akan tetapi lebih baik jika digunakan sebagai fire starter (penyulut api).
 Kaca Pembesar
Kaca pembesar bisa digunakan untuk membuat api. Arahkan ke arah matahari dan di bawahnya letakkanlah daun-daun kering, saat mulai berasap dan manimbulkan api, perlahan tambahkan sedikit dami sedikit ranting-ranting kecil hingga mengasilkan api baru kemudian ditambahkan dengan dahan kayu yang kering.
Kaleng Penyimpanan
Kotak kaleng bekas tembakau dengan tutup yang rapat bisa digunakan untuk menyimpan semua item-item darurat (Survival Kit) yang akan sangat berguna jika kita tersesat. Tutup rapat dengan selotip untuk menjaga agar isinya tetap kering. Simpanlah selalu kotak ini di tempat yang mudah untuk mengambilnya, bila perlu jangan pernah jauhkan dari bahan makanan anda. Bisa juga disimpan di tas pinggang atau di saku jaket.

MASALAH MENTAL DALAM SURVIVAL
Masalah mental seringkali mengganggu, terlebih lagi jika anda berhadapan dengan situasi / keadaan baru dalam hidup anda seperti misalnya ;
-          Tidak mengetahui
-          Tidak nyaman
-          Kelemahan sendiri
-          Kondisi alam dan cuaca
-          Kesunyian

Walau apapun yang mengganggu pikiran anda, yang terpenting adalah bersikap tenang dan buatlah keputusan dengan bijak. Karena mental yang kuat akan turut mempengaruhi kekuatan fisik dan pengambilan keputusan anda.

BEBERAPA POINT PENTING SAFETY OUT DOOR
Bawalah selalu 10 peralatan penting ini dan periksa / cek juga apakah semuanya dapat berfungsi dengan baik, jika seandainya anda berencana untuk bermalam di alam bebas.
  1. Pakaian cadangan (synthetic atau wool)
  2. Peta (dalam kantong water proof) + conector dan alat tulis
  3. Air minum dan makanan ekstra
  4. Kompas
  5. Plastik atau water sheet untuk shelter
  6. P3K (First Aid Kit)
  7. Pisau lipat multi fungsi
  8. Sunscreen dan sunglasses
  9. Korek api (Lighter)
  10. Senter atau head lamp / flash light dengan ekstra battery serta bola lampu cadangan  



Daftar bacaan
1.      Allen & Unwin, MOUNTENERING: THE FREEDOM OF THE HILL, Seatle  Washington USA, first Edition 1992
2.      Huhg Mc Manner, OUT DOOR SURVIVAL GUIDE, London, 1994
3.      Kumpulan materi ilmu gizi dan komposisi makanan.
4.      Sumber bacaan lainnya.






























NAVIGASI DARAT

PENDAHULUAN
Dalam kegiatan alam bebas, selalu diperlukan pengetahuan tentang navigasi. Navigasi merupakan pengetahuan untuk membantu kita:
1.      Mengetahui keadaan alam yang akan kita hadapi.
2.      menentukan arah dan tujuan perjalanan.
3.      Mengetahui keadaan / posisi kita di peta atau di alam.
Yang termasuk dalam pengetahuan navigasi ini adalah:
1.      Menentukan tanda-tanda di alam untuk mengetahui keadaan medan dan menentukan arah/tujuan.
2.      Mengguanakan peta
3.      Menggunakan kompas
4.      Menentukan tempat kedudukan.

DASAR-DASAR ILMU MEDAN
A.    PEMBAGIAN ILMU MEDAN
1.     Ilmu Medan yang Sebenarnya
Adalah suatu ilmu ayang mwempelajari tentang susunan, bagian-bagian dan nama-nama yang dipergunakan dalam ilmu medan. Ilmu medan sebenarnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
a.      Geologi      : mempelajari lapisan kulit bumi.
b.      Morfologi   : mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi.
c.      Hidrografi  : mempelajari perairan (laut, sungai, danau)
d.     Topografi   : mempelajari uaraian tempat-tempat dan daerah.

2.     Ilmu Membayangkan medan
Adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat-alat untuk mendapatkan bayangan ynag jelas tentang suatu medan. Ilmu medan dapat dibagi dalam :
a.      Cara mengunakan peta topografi
Memerlukan pengetahuan mengukur dengan menggunakan alat-alat sederhana untuk mendapatkan bayangan dari suatu medan yang jelas.
b.      Uraian mengenai medan
Yaitu cara menguraikan suatu medan sepintas, lalu termasuk ukuran-ukuran serta pembuatan suatu medan diatas bidang datar.

3.     Ilmu Pengintaian
Ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang terbaik untuk melakukan pengintain terhadap suatu medan. Menurut kepentingannya, pengintaian dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.      Pengintaian umum
Bertujuan untuk mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentang suatu negara, daerah atau pulau yang akan dijadikan sebagai bahan tindakan dalam peperangan yang mungkin terjadi. Pengintaian umum dilakuakan dalam waktu damai, dalam waktu panjang dan bersifat rahasia.
b.      Pengintaian khusus
Bertujuan untuk mendapatkan kerangan secepat mungkin untuk segera dipergunakan. Luas daerah dan waktu bersifat terbatas karena untuk mengambil tindakan yang garis besarnya telah direncakan.

B.    SKEMA PEMBAGIAN ILMU MEDAN

 













C.    TANDA-TANDA KUALIFIKASI MEDAN
1.      Tanda-Tanda Medan
a          Tanda medan dari alam
Sebagian dari bentuk bumi yang tidak dapat dipisahkan dari bumi.
Misal: Gunung, lembah, sungai, danau, rawa, dsb.
b          Tanda medan buatan manusia
Suatu tanda medan yang berada diatas bumi yang bukan bagian dari bumi.
Misal: Rumah, jalan, jembatan, tanggul, saluran air, pagar, dsb.
c          Titik tanda
Bagian-bagian atau benda-benda lapangan yang jelas kelihatan dari bentuk atau warnanya.

2.      Klasifikasi Medan
a          Dataran rendah
Dataran yang letaknya 0 mdpl - 400 mdpl
b          Dataran tinggi
Dataran yang letaknya mulai dari 400 mdpl dan lebih tinggi dari itu.
c          Giir gunung
Dataran yang menghubungkan antara bukit dengan bukit atau gunung dengan gunung lainnya.
d         Lembah
Sebagian medan yang merupakan dataran yang terkurung atau dikelilingi oleh bukit-bukit atau igir-igir.
e          Hutan
Bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon yang rendah dan tinggi. Biasanya hutan dapat dilalui oleh manusia karena sudah pernah dibuka atau ditebangi.
f           Hutan sagu, bambu, rotan, dan aneka hasil hutan.
Merupakan daerah yang sering dirambahi manusia dan dekat dengan pemukiman.
g          Rimba
Hutan primer yang sukar atau sama sekali tidak dapat dilalui oleh manusia dengan cara berjalan atau bergerak bebas.
h          Perkebunan
Daerah atau bagian medan yang ditanami dengan tanaman tertentu secara teratur dan terpelihara.
i            Rawa
Bagian medan dataran yang digenangi air laut, sungai, atau danau. Rawa terdiri atas rawa sungai, rawa laut dan rawa danau.

KOMPAS
Pengertian
Kompas adalah suatu alat penunjuk yang digunakan untuk menentukan arah. Yang dimaksud dan disini adalah arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Ada beberapa macam kompas yang biasa digunakan dalam kaitannya dengan peta topografi, seperti kompas prisma, kompas silva, klomas shunto, dll. Yang akan dibahas disini hanyalah kompas prisma.

Kegunaan:
1.      Mengetahu arah
Jarum kompas selalu menunjukan arah utara dan selatan, dengan demikian kita dapat menentukan arah mata angin yang lain.
2.      Mengukur sudut
Untuk mengetahui besar sudut suatu titik sasaran. Penyimpangan antara sumbu utama kompas dan jarumya memberikan besaran sudut suatu titik sasaran.

KOMPAS PRISMA
A.    Bagian – Bagian Kompas Prisma
1.     Kotak kompas dengan pambagian arah mata angin dan cincin karet.
2.     Kaca kompas dapat berputar dengan pembagian derajat. Angka-angka menyatakan puluhan dan titik menyatakan limaan.
3.     Pelat kaca dengan garis tanda dan garis rambut (dibawah kaca)
4.     Jarum bercahaya penunjuk arah utara kompas.
5.     Lingkaran kompas dengan pembgian derajat.
6.     Gelang kaca dari tembaga.
7.     Tutup dengan kaca penutup, garis rambut, garis-garis tanda yang bercahaya dan garis pelindung dan dilengkapi takik.
8.     Pelindung kaca.
9.     Sekrup pengunci.
10. Prisma yang dapat disetel denga lubang tempat melihat.
11. Cincin ibu jari/jempol.
12. Plat/garis penunjuk.
13. Plat/garis penunjuk yang terletak pada lingkaran kaca.
14. Sumbu utama kompas.























Gambar : Kompas Prisma
B.    Cara Menggunakan Kompas Prisma
Untuk menentukan besar sudut sasaran:
1.     tutup kompas dibuka legak lurus dengan kotak / badan kompas (90 derajat).
2.     ibu jari dimasukkan kecincin dan kompas diletakkan mendatar dan disana oleh jari telunjuk dan jari lainnya.
3.     kompas dipegang sebatas mata.
4.     sasaran bidik melalui takik pertengahan prisma dan garis rambut dibagian tengah ditutup.
5.     setelah sasaran dibidik dengan tepat, angka yang tertera dibawah garis tanda diatas pelat yang bercahaya dibaca, angka itu menunjukkan besarnya arah sudut bidikan.











Gambar: Cara menggunakan kompas prisma
C.    Cara Berjalan Dengan Kompas
1.     Pada siang hari (kompas siang).
a)      Kompas dibidikkan kesasaran sesuai arah yang dikehendaki.
b)     Tandai titik keberangkatan.
c)      Cari suatu tanda medan yang terdapat pada garis / arah tersebut untuk dijadikan sebagai titik pertolongan menuju sasaran.
d)     Berjalan menuju titik pertolongan.
e)      Setelah sampai pada titik pertolongan, untuk mengecek arah yang dituju, kompas dibidikkan balik pada titik keberangkatan . jika sasaran (titik pertolongan) yang dituju benar, maka besarnya sudut kompas adalah sudut awal + 180° (bila sudut awal < dari 180°) atau sudut awal - 180° (bila sudut awal > dari 180°)
f)      Apabila tidak ditemukan tanda sebagai titik pertolongan, maka dapat digunakan teman untuk pertolongan secara bergantian.
2.     Pada malam hari (kompas Malam)
a)      Kompas dibuka penuh (180°)
b)     Sekrup dikendorkan
c)      Kaca kompas diutar sedemikan rupa hingga besarnya sudut / arah yang dikehendaki tertera pada kaca kompas berimpit dengan sumbu utama kompas (arah utara)
d)     Sekrup pengunci dikencangkan.
e)      Kompas diletakkan diatas telapak tangan dan diangakat sebatas pinggang atau dada.
f)      Badan diputar sedemikian rupa hingga jarum / plat penunjuk arah utara berimpit dengan plat penunjuk arah diatas arah yang terletak diatas lingkaran kaca.
g)     Arah yang ditunjuk oleh sumbu utama kompas adalah arah yang dikehendaki.

D.    Menentukan Arah Tanpa Kompas
Apabila kita berjalan tanpa kompas maka kita dapat menggunakan beberapa cara untuk menmentukan arah.
1.     Tanda-tanda medan
a)      Kuburan islam selalu menunjuk arah utara.
b)     Arah masjid selalu menghadap kiblat (kiblat untuk indonesia kearah barat laut)
c)      Pohon yang berlumut tebal biasanya menujukkan arah timur.
2.     Dengan bantuan peralatan
a)      Arloji
1)     Letakkan arloji mendatar diatas telapak tangan.
2)     Arahkan angka/ titik 12 searah posisi matahari (bisa menggunakan arah bayangan  benda yang lurus dan tegak )
3)     Tarik garis khayal melalui pusat dan titik 12, sehingga terbentuk sudut antara jarum pendek dan titik 12.
4)     Buat garis pembagi sudut, hingga sudut tersebut diatas terbagi dua sama besar.
5)     Garis bagi tersebut akan menunjukkan arah utara (arah utara sebenarnya/ kutup utara bumi)
Catatan       : perhitungan ini masih dipengaruhi adanya titik pusat pembagian waktu indonesia, sehingga arah utara tidak tepat/invalid.








Gambar: Menentukan arah dengan arloji

b)     Pisau Silet
1)     Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan airnya cepat tenang.
2)     Letakkan pisau silet di atas permukaan air, jangan sampai tenggelam.
3)     Tunggu sampai pisau silet diam.
4)     Arah yang ditujukkan ujung jarum adalah arah utara dan selatan.
c)      Jarum Jahit
1)     Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan airnya cepat tenang.
2)     Tusukkan jarum tersebut pada gabus yang tipis.
3)     Letakkan di atas permukaan air, jangan sampai tenggelam.
4)     Tunggu sampai diam.
5)     Arah yang ditunjukkan ujung jarum adalah arah utara.
3.     Perbintangan
a)      Matahari terbit dan terbenam
b)     Bulan
-          Bulan terbit dan terbenam
-          Bulan muda, bulan pertengahan, dan bulan tua
Bulan muda : Lengkungan di sebelah kiri
Menunjukkan arah barat, waktu antara pk. 18.00-24.00
                        Bulan pertengahan : Hampir penuh
Menunjuk ke arah timur, waktu antara pk. 18.00-24.00
Bulan tua : Lengkungan di sebelah kanan
Menunjuk ke arah timur, waktu antara pk. 24.00-06.00

Keadaan masing-masing periode sekitar sepuluh hari



Bulan Muda                Bulan Pertengahan                  Bulan Tua


c)      Bintang
Bintang lebih tepat untuk dijadikan patokan arah mata angin. Karena kedudukannya yang bersifat tetap. Beberapa bintang yang terletak di khatulistiwa dan cukup mudah untuk dikenali seperti Bintang Tujuh, Bintang Crux (salib / pari / gubuk penceng), dan Bintang Orion.

Rasi Bintang Tujuh                                          Rasi Bintang Orion











Secara detail masalah perbintangan dapat dipelajari dalam peta perbintangan.
PETA TOPOGRAFI
Pengertian
Peta topografi adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi dengan reliefnya yang diproyeksikan dalam sebuah budang datar dengan perbandingan tertentu. Maksud dari pembuatan peta adalah untuk mempermudah para pemakainya mendapatkan detail situasi dari tempat yang diinginkan.
Peta topografi adalah gambaran tiga dimensi yang merupakan proyeksi dari keadaan alam yang sebenarnya. Merupakan peta yang memperlihatkan unsur-unsur (asli atau buatan manusia) di permukaan bumi yang dapat dikenal dan disajikan pada posisi sebenarnya. Selain untuk keperluan militer, peta topografi digunakan sebagai dasar dalam pembuatan peta kehutanan, peta pariwisata, peta tata guna tanah, dan sebagainya.

  Skala Peta
Skala atau kedar peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak mendatar (horizontal) antara dua titik yang sama di medan sebenarnya. Pada umumnya peta topografi yang digunakan dalam kegiatan alam bebas berskala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000, yang merupakan perkembangan dari peta induk dengan skala 1 : 100.000.
Untuk menyatakan skala ada tiga cara, yaitu :
a.      Dengan perkataan
Satu sentimeter dibanding lima puluh sentimeter.
b.      Dengan pecahan
1 : 50.000 atau 1 / 50.000
c.      Dengan menggunakan penggambaran / skala garis / skala grafis.
Menggunakan garis skala yangterdapat pada bagian bawah lembarr peta.
0
1
2
3
4
5
6






6 km


Untuk perhitungan skala digunakan rumus :

Skala Peta = Jarak Peta
                    Jarak di Medan              

Contoh :
1.      Diketahui skala peta 1 : 50.000
Jarak di peta = 2 cm, maka jarak di medan adalah ;
JM = 2 x 50.000 = 100.000 cm = 1 km
2.      Diketahui skala peta 1 : 50.000
Jarak di medan 25 km maka jarak di peta adalah ;
1 : 50.000 = JP : 2,5 km
1 : 50.000 = JP : 250.000 cm
JP = 250.000 : 50.000 = 5 cm
Untuk mengukur jarak paa peta dapat digunakan beberapa alat, tergantung dari kebutuhannya, antara lain :
  1. Dengan mistar (untuk jarak lurus)
Jarak di medan dapat dihitung dengan mengalikan dengan skala peta
  1. Dengan kurvimeter (untuk jarak yang berkelok)
Jarak datar di medan dapat langsung terbaca pada alat ini
  1. Dengan benang
  2. Benang terlebih dahulu dibasahi, kemudian tempelkan pada peta yang akan diukur jaraknya. Untuk mengetahui panjang lintasan, ukur benang tersebut dengan mistar dan hasilnya dikalikan dengan skala peta

Legenda Peta
Legenda peta merupakan keterangan singkat mengenai simbol / tanda yang tercantum dalam sebuah peta. Penyajian legenda peta ini terdapat di bagian bawah lembar peta. Misalnya penampakan relief daerah ketinggian berwarna cokelat, daerah vegetasi berwarna hijau, rel kereta api berwarna hitam, jalan raya berwarna merah, dan sebagainya.
Contoh legenda yang berupa gambar :

                        = jalan raya
                        = jalan licin keras / jalan gerobag
                        = jalan setapak
Penomoran Pada Peta
Di sudut kanan setiap lembar peta terdapat nomor peta. Penomoran peta di Indonesia disesuaikan dengan pembagian peta untuk wilayah Indonesia.
  1. Jalur Bagian Derajat (JBD)
Suatu bidang datar yang mempunyai lebar 20’ dan panjang 360 derajat. Untuk JBD di khatulistiwa mempunyai panjang 40.068 km (keliling bumi).
  1. Lembar Bagian Derajat (LBD)
Potongan-potongan dari JBD yang mempunyai panjang 20’ dan lebar 20’
Jadi 1’ = 3 LBD
Jumlah LBD dari 1 JBD = 3 x 360 = 1.080 LBD
Panjang LBD melalui khatulistiwa 40.068 : 1.080 = 37,1 km

  1. Lembar Bagian Peta
Pada umumnya lembar peta di Indonesia mempunyai luas gambar 37,1 cm x 37,1 cm.

Batas Wilayah Indonesia
Batas Barat                 : 94º41’ BT
Batas Timur                 : 141º BT
Batas Utara                 : 6º LU
Batas Selatan              : 11º LS
Meridian Indonesia     : 106º48’27,29”

Jumlah LBD untuk jarak mendatar Indonesia:
3 x (6º + 11º)               : 51 LBD
3 x (141º - 94º40’)       : 139 LBD
Jadi jumlah LBD untuk wilayah Indonesia adalah 51 x 139 = 7089 lembar

Penomoran lembar Bagian Derajad (lembar Peta) di Indonesia
Mendatar diberi nomor 1 sampai 139, memakai angka arab/ latin (dari barat ke timur). Vertikal diberi nomor I (1) sampai LI (51), memakai angka romawi mulai dari utara ke selatan.


1
...
18
...
139
1





...





XXVI





...





LI






Nomor lembar peta yang diarsir adalah: 18/XXVI dengan skala 1:100.000 (peta induk), karena lembar peta induk terlalu besar maka dibagi lagi menjadi 4 lembar dengan skala 1:50.000, maka diberi kode A,B,C, dan D, dengan luas masing-masing 20’ x 20’.
Lembar peta 18/XXVI dibagi menjadi 4
                                               
A
B
C
D
Lembar peta diarsir mempunyai nomor

Peta ini berskala 1:50.000
Luas tiap-tiap lembar peta = 10’ x 10’
Untukmelihat lebih detail, lembar peta 18/XXVI-A sampai 18/XXVI-D dibagi masing-masing menjadi 4 lembar peta dengan skala 1:25.000, dan diberi kode huruf a sampai q tanpa huruf i.

a
b
c
d
e
f
g
h
j
k
l
m
n
o
p
q
Lembar peta diarsir mempunyai nomor 18/XXVI-9

Peta ini berskala 1:25.000
Luas tipa-tiap lembar peta = 5’ x 5’
Mencari Lembar Peta
Contoh:
Sebuah pesawat latih jatuh pada koordinat 4º55’LU;101º45’Bt. Carilah lembar peta yang memuat wilayah jatuhnya pesawat tersebut !
Penyelesaian:
Nomor LBD garis Lintang (dari utara ke selatan)
6º - 4º55’ = 1º5’
1º5’ : 20 = 3 sisa 5’                 >> lembar IV
Nomor LBD garis bujur
101º45’ – 94º40’ = 7º5’
7o5’ : 20’ = 21 sisa 15’            .. lembar 22
Jadi nomor lembar peta tersebut = 22/IV-B atau 22/IV-C

Garis Ketinggian (Kontur)
Pengertian
Adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titk ketinggian yang sama. Garis ketinggian ini akan berbentuk kurva tertutup. Cermati saja gambar berikut :       
















Gambar: Proyeksi Kerucut Pada Bidang Datar

Apabila garis-garis yang melingkar pada kerucut tersebut, tentu saja tiap-tiap lingkaran menghubungkan titik ketinggian yang sama—diproyeksikan pada selembar kertas, akan diperoleh garis ketinggian (kontur) dari sebuah kerucut. Demikian halnya apabila sebuah bukit atau gunung digambarkan dengan garis ketinggian, maka garis ketinggiannya merupakan sebuah kurva yang berkelok-kelok.

Titik Ketinggian
Titik ketinggian merupakan suatu titik yang telah ditentukan tingginya dari permukaan laut dengan satuan meter diats permukaan laut (mdpl). Fungsi pokok titik ketinggian dalam peta topografi adalah untuk memperlihatkan tempat-tempat tertentu yang dianggap penting baik dalam proses pembuatan peta maupun sesudahnya.

Ada beberapa jenis ketinggian:
a.       Titik ketinggian biasa
515                   : titik ketinggian biasa, titik tempat ini 515 mdpl
b.       Titik ketinggian golongan primer
P40            : titik ketinggian golongan primer(gol.I)        
1220                                               Nomor registrasi 301 dan tingginya 1310 mdpl
c.       Titik ketinggian golongna sekunder (S)
S302          : titik ketinggian golongan sekunder (gol.II)
1310            nomor registrasi 301 dan tingginya 1310 mdpl
d.      Titik ketinggian golongan tertier (T)
T 207         : titik ketinggian golongan tertier (gol III)
2100            nomor registrasi 207 dan tingginya 2100 mdpl.
e.       Titik ketinggian golongan Quarter (Q)
Q 511        : titik ketinggian golongan Quarter (gol.IV)
1450            nomor registrasi 108 dan tingginya 1450 mdpl.
f.        Titik ketinggian golongna Kadaster (K)
K108         : titik ketinggian golongan kadaster
1508            Nomor registrasi 108 dan tingginya 1508 mdpl.
g.       Titik ketinggian golongan Tussen point (Titik Antara)
Tp68          : titik ketinggian Tussen Point (Titik Antara)
1660                      Nomor registrasi 68 dan tingginya 1660 mdpl.

Profil Peta
Untuk mengetahui keterjalan suatu daerah yang akan dilewati, perlu dipahami bentuk-bentuk garis ketinggian yang terdapat pada suatu peta. Bentuk-bentuk ini dapat diketahui dengan membuat potongan melintang peta topografi yang kemudian diproyeksikan dalam bentuk ketinggian disebut profil peta topografi.

Contoh:
Misal peta skala 1: 50.000















Profil Cekung













Profil Punggungan/Igir/Cembung














Macam Garis Ketinggian
Ada tiga macam garis ketinggian:
  1. Garis ketinggian biasa yang dinyatakan dengan garis lurus
  2. Garis ketinggian kelipatan sepuluh digambar dengan garis tebal
  3. Garis ketinggian penolong yang dinyatakan dengan garis terputus-putus
Warna yang digunakan untuk garis ketinggian adalah warna cokelat/cokelat merah. Untuk daerah bergunung-gunung (Eropa) kadang-kadang warnanya disesuaikan dengan keadaan, misalnya:
·         Cokelat, untuk garis ketinggian yang mempunyai tanah biasa dan tumbuh-tumbuhan sebagai permukaan.
·         Hitam, untuk daerah yang penuh bebatuan.
·         Biru, untuk garis ketinggian yang diliputi salju atau es yang abadi dan gletser, juga dipakai untuk menggambarkan garis ketinggian dibawah air.




Sifat-sifat garis ketinggian:
1.       Perbedaan tinggi antara 2 garis ketinggian yang berurutan adalah separuh dari bilangan angka ribuan pada skala dan dinyatakan dalam meter.
2.       Garis ketinggian yang pertama telah memiliki ketinggian.
3.       Garis ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis ketinggian yang lebih tinggi letaknya kecuali pada kawah.
4.       Garis ketinggian yang menjorok kedalam (mendekati puncak) merupkan suatu lembah akan berbentu V bila dilihat dari puncak.
5.       Garis ketinggian yang menjorok keluar (menjauhi puncak) merupakan suatu punggungan dan akan berbentuk huruf n bila dilihat dari arah puncak.
6.       Garis ketinggian kelipatan sepuluh digambar dengan garis tebal.
7.       Garis ketinggian penolong menyatakan ketinggian separuh dari perbedaan tinggi 2 garis ketinggian yang berurutan.
8.       Garis ketinggian yang satu dengan yang lainnya tidak akan saling bersilangan, kecuali pada lembah yang sangat curam, dimana terdapat air terjun.
9.       Garis ketinggian yang rapat menggambarkan medan terjal.
10.   Garis ketinggian berimpit menggambarkan tebing.
11.   Garis ketinggian yang berjauhan menggambarkan medan landai.

Maksud Dari Garis Ketinggian:
1.       Menunjukkan dimensi tinggi dalam sebuah peta topografi.
2.       Ketinggian suatu tempat dapat diketahui.
3.       Memberikan gambaran ketidakrataan suatu medan diatsa peta, sekaligus dapat membayangkan bentuk medan yang sebenarnya.
Contoh:








Keterangan Gambar:
1.       Misal skala 1:50.000
2.       Perbedaan tinggi (interval kontur) antara garis ketinggian adalah ½ X 50.000 = 25m.
3.       Garis ketinggian yang tingginya 25m mengelilingi garis ketinggian 50m, 100m, dst.
4.       Melalui garis A-B merupakan suatu lembah.
5.       Melalui garis A-C merupakan suatu punggungan.
6.       Garis ketinggian kesepuluh digambar dengan garis tebal.
Catatan : tidak semua peta topografi, garis ketinggian yang tebal pada garis kelipatan sepuluh.
7.       Garis ketinggian ke 12 merupakan garis ketinggian penolong yang tingginya 275 m + 12,5 m = 287,5m.
8.       Puncak bukit tingginya diantara 287,5m dan kurang dari 300m.

Interpolasi garis ketinggian
Untuk menentukan tingginya titik ketinggian yang terletak diantara dua garis ketinggian, umumnya digunakan interpolasi linier.
Contoh:


                                                                        1=25 m
                                                                       
Garis kemiringan/Slope
                                       d
                  Hp                             Hc

                                    D

Dari gambar tersebut, ada dua titik ketinggian yang diketahui (75m dan 100m) serta diketahui pula perbandingan proyeksi kemiringan (slope) pada garis horizontal (=peta) dengan pertolongan dari ketinggian. Tinggi dari P dengan mudah dapat diketahui, dengan menggunakan rumus interpolasi linier, sebagai berikut:


Hp = Hc + (d/D).I
 



Dengan:
Hp                 : ketinggian suatu titik yang diketahui
Hc                 : garis kontur dibawahnya
d                   : jarak titik P dalam peta dan garis ketinggian dibawahnya
I                    : interval kontur
Dari contoh bila d=2 dan D= 3, maka Hp= 75+(2/3).25 + 91,6

Tinggi Mutlak
1.       Diukur dari permukaan laut (rata-rata pasang dan surut permukaan laut)
2.       Digunakan untuk menentukan tinggi sebenarnya (mdpl)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
Tinggi Nisbi
Diukur dari tanah dimana benda itu berada.
Sudut Tanjakan
Ada beberapa cara untuk menentukan besarnya sudut tanjakan, yaitu:
1.       Dengan Perbandingan
Menyatakan perbandingan TINGGI dan ALAS (jarak datar)
Rumus : sudut tanjakan = TINGGI : ALAS


        

                 Besarnya sudut tanjakan 10:100=1:10=0,1
2.       Dengan Prosentase
Menyatakan perbandingan dalam persen (%)
Sudut Tanjakan = (T:A) x 100%
Dalam contoh diats besarnya sudut tanjakan dalam bentuk derajat (o), dapat digunakan rumus pitagoras, menggunakan tabel logaritma, atau dengan mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat dengan terlebih dahulu menggambar perbandingan dengan tepat.

Grid
Adalah garis vertikal dan horizontal yang terdapat pada peta topografi karena keberadaan garis-garis ini membentuk kotak (karvak) yang menyatakan luas medan 1 km2.


















Perhatikan garis-garis saat melewati lembah, punggungan bukit, dan pada puncak bukit.
Perhatikan bentuk bukit pada bentang alam dan setelah diproyeksikan menjadi peta topografi.

PENGGGUNAAN PETA DAN KOMPAS

Arah Utara
1.      Utara Sebenarnya
Arah utara sebenarnya yang telah ditunjukkan oleh meridian bumi (garis bujur) dan menuju kutub utara bumi.
Digambarkan:
                                          +

                              atau

2.      Utara Peta
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis-garis vertikal (grid vertical) pada peta.
Digambarkan
                                                y

                                    atau

3.      Utara Magnetis
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas dan arahnya ke kutub magnetis bumi.
Digambarkan:




IKHTILAF
Ikhtilf adalah penyimpangan yang terjadi karena tiga arah utara yang tidak menuju satu titik (berbeda arah). Dalam hal ini dikenal 3 macam ikhtilaf:
1.      Ikhtilaf Peta (US-UP)
Adalah sudut yang dibentuk oleh Utara Sebenarnya (US) dan Utara Peta (UP) baik kebarat maupun ke timur.
Ikhtilaf Peta (US-UP) Barat                                 Ikhtilaf Peta (US-UP) Timur





2.      Ikhtilaf Magnetis (US-UM)
Adalah sudut yang dibentuk dari Utara Sebenarnya (US) dan Utara Magnetis (UM) baik ke barat maupun ke timur.
Ikhtilaf Magnetis (US-UM) Barat                                    Ikhtilaf Magnetis (US-UM) Timur






3.      Ikhtilaf Utara Peta – Utara Magnetis (UP-UM)
Adalah sudut yang dibentuk oleh Utara Peta dan Utara Magnetis. Baik ke barat maupun ke timur.
Digambarkan:
Ikhtilaf (UP - UM) Barat                                      Ikhtilaf (UP – UM) Timur




Variasi Magnetis
Adalah perubahan atau perbedaan aikhtilaf magnetis pada waktu yang berlainan.
Dalam variasi magnetis dikenal istilah :
Increase           : Bilamana varisi magnetis bertambah hingga setiap  tahunnya semakin besar
Decrease         : Bilamana variasi magnetis berkurang hingga tiap tahunnya semakin kecil.

PERHITUNGAN SUDUT
Karena adanya perbadaan arah utara, menyebabkan besarnya sudut yang ditunjukan dalam peta dan kompas berlainan.

SUDUT PETA = SUDUT KOMPAS + ILHTILAF UP UM
 
Mengubah SUDUT KOMPAS ke SUDUT PETA.
Rumus :
Contoh:
Diketahui :
Judul Peta       : Gunung Merapi
Tahun Pembuatan       : 1964
Ikkhtilaf Peta              : Increase 30’
Ikhtilaf Magnetis        : Increase 1° 30’
Variasi magnetis          : Increase 2’
Sudut Kompas                        : 60°
Ditanyakan : Berapa Sudut Petanya ?
Penyelesaian:
Gambarkan informasi di atas dalam bentuk diagram:






UP – UM ‘ 01 = (IM – IP) + (Tahun Sekarang – Tahun Peta) x VM
                        = (1°30’ – 30’) + (2001 – 1964) x 2’
                        = 1° + (37) x 2’
                        = 1° + 1° + 14’
                        = 2° 14’
Jadi SUDUT PETA    = 60° + 20° 14’
                                    = 62° 14’

Mengubah SUDUT PETA ke SUDUT KOMPAS

SUDUT KOMPAS = SUDUT PETA – IKHTILAF UP UM
 
Rumus :

Contoh :
Diketahui :
Judul Peta                   : Gunung Merapi
Tahun Pembuatan       : 1964
Ikhtilaf Peta                : Increase 30’
Ikhtilaf Magnetis        : 1°30’
Variasi Magnetis         : Increase 2’
Sudut Kompas            : 62° 14’
Ditanyakan      : Berapa sudut petanya?
Penyelesaian    :
Gambarkan informasi diatas dalam bentuk diagram :






UP UM ’01     = (IM – IP) + (Tahun Sekarang – Tahun Peta) x VM
                        = (1°30’ – 30’) + (2001 – 1964) x 2’
                        = 1° + (37) x 2’
                        = 1° + 1° + 14’
                        = 2°14’
Jadi SUDUT KOMPAS         = 62°14’ - 2°14’
                                                = 60°

ORIENTASI PETA
Orentasi peta adalah menyesuaikan atau mencocokkan peta dengan medan atau bentang alamnya. Langkah-langkah dalam orientasi peta adalah sebagai berikt:
1.      Dari  temat yang lapang sehingga mudah mengenali medan.
2.      Letakkan peta di bidang datar.
3.      Kompas dibuka penuh, sedemikian hingga sumbu kompas membentuk sudut 180°
4.      Pastikan tanda 36 pada kompas berhimpit dengan sumbu utama kompas.
5.      Hitung ikhtilaf magnetisnya untuk tahun sekarang.
6.      Putar kaca kompas sesuai dengan ikhtilaf magnet yang telah ditentukan. Jika ikhtilaf magnetisnya ke Barat, maka putar kaca kompas ke kiri. Jika ikhtilaf magnetisnya ke Timur, putar kaca kompas ke kanan.
7.      Letakan kompas diatas peta dengan sumbu utama kompas berimpit dengan arah utara peta.
8.      Peta kemudian diputar dengan kompas tetap berada diatasnya, sampai garis penunjuk (jarum kompas) berimpit dengan petunjuk yang ada dikompas .
9.      Baca tanda medan yang ada.

MENENTUKAN KOORDINAT
Koordinat adalah titik perpotongan antara garis tegak dan garis mendatar pada peta. Menentukan koordinat suatu titik dilakukan dengan menyebutkan berturut-turut  dua angka terakhir dari nomor grid disebalah barat atau kiri titik itu berada, dan dua angkla terakhir dari nomor grid bagian selatan atau bawah pada bujur sangkar dimana titik itu berada.
Ada dua cara menentukan koordinat, yaitu:
1.      Cara ENAM ANGKA
Bujur sangkar dimana titik itu berada dibagi menjadi 100 bujur sangkar kecil yang sama besarnya. Menentukan tempat kedudukan itu dilakukan dengan berturut-turut menyebutkan:
a)     Nomor Lembar petanya
b)     Dua angka terakhir dari garis tegak terdekat sebelah barat atau kiri titik ayang dimaksud
c)     Jarak antara garis tegak tersebut dengan titik yang dimaksud dinyakan dengan angka satuan.
d)    Dua angka terakhir dari garis horizontal terdekat disebelah selatan atau bawah titik yang dimaksud.
e)     Jarak antara garis horizontal tersebut dengan titik yang dimaksud dinyatakan dengan angka satuan.
Contoh      :  LP.47 / XLII-B Koordinat 714.275

2.      Cara DELAPAN ANGKA
Bujur sangkar dimana titik itu berada dibagi menjadi 2500 bujur sangkar kecil yang sama besar. Menentukan tempat kedudukan itu dilakukan dengan berturut-turut menyebutkan:
a)     Nomor Lembar Petanya
b)     Dua anga terakhir dari garis tegak terdekat sebelah barat atau kiri titik yang dimaksud.
c)     Jarak antara garis tegak tersebut dengan titik yang dimaksud yang dinyatakan dengan angka puluhan.
d)    Dua angka terakhir dari garis horizontal sebelah selatan atau bawah titik yang dimaksud
e)     Jarak antara garis horizontal tersebut dengan titik yang dimaksud yang dinyatakan dalam angka puluhan.

AZIMUTH
Adalah sudut yang sama besarnya diukur sesuai dengan arah perputaran jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara).
Azimuth digunakan untuk menentukan arah medan atau peta.
Perhatikan gambar berikut:



Azimuth  A = 60°              60°                        A




BACK AZIMUTH
Adalah sudut yang besarnya diukur sesuai dengan arah perputaran jarum jam dan arahnya berlawanan dengan AZIMUTH.

RUMUS:
v Bila Azimut < 180°      back azimuth = azimuth + 180°
v Bila azimuth > 180°     back azimuth = azimuth - 180°
Contoh :





PENENTUAN TEMPAT KEDUDUKAN
1.      RESECTION
Adalah cara menentukan tempat kedudukan dengan bantuan dua atau lebih tanda-tanda medan yang sudah kita ketahui baik medan yang sebenarnya maupun yang berada di peta. Cara ini untuk menentukan tempat kedudukan kita di peta:
Langkah – langkah:
a)     Orientasi peta.
b)     Perhatikan bentang alam, cari dua atau lebih tanda medan baik di medan maupun di peta.
c)     Bidik semua sasaran (tanda medan yang telah diketahui) dengan kompas, beri tanda/ symbol dan catat sudutnya.
d)    Ubah Azimutnya dalam sudut peta.
e)     Tentukan Back Azimuthnya.
f)      Lukislah back azimuthnya ke dalam peta, perpanjang garis lukisnya.
g)     Perpotongan dua garis yang yang terbentuk adalah tempat kedudukan yang kita cari.
Misal:
Sasaran 1 : Azimuth A = 40o
Sasaran 2 : Azimuth B = 300o
Peta : Gunung Merapi
Dalam perhitungan dimmukia SUDUT PETA = SUDUT KOMPAS + 2o14’
Sudut Peta :
Azimuth A = 42o14’          Back Azimuth = 42o14’ + 180 = 222014’
Azimuth B = 302o14’        Back Azimuth B = 302o14’-180 = 122014’
















2.      INTERSECTION
Adalah cara menentukan tempat kedudukan suatu benda dengan bantuan dua atau lebih tanda-tanda medan yang sudah kita ketahui baik di medan maupun pada peta. Cara ini untuk menentukan tempat kedudukan suatu benda yang sulit kita jangkau.
Langkah-langkah:
a.      Orientasi peta
b.     Perhatikan bentang alam, cari dua dua atau lebih tanda medan yang mudah kita jangkau baik di medan maupun dipeta. Beri tanda, misalnya A dan B.
c.      Bidik sasaran C dari A dengan kompas, catat sudutnya.
d.     Ubah Azimuthnya dalan sudut peta
e.      Lukis sudut peta, perpanjang garis lukisnya.
f.      Pindah ke tempat B, lakukan seperti pada titik A.
g.     Perpotongan dua garis yang terbentuk adalah tempat kedudukan yang kita cari.

Misal:
Tempat A : Azimuth C = 220°
Tempat B : Azimuth C = 120°
Peta : Gunung Merapi
Dalam perhitungan dimuka SUDUT PETA = SUDUT KOMPAS + 2° 14’
Tempat A : Azimuth C = 220° + 2° 14’ = 222° 14’
Tempat B : Azumuth C = 120° + 2° 14’ = 122° 14’

















PETA LAPANGAN
(SIMULASI PENENTUAN TEMPAT KEDUDUKAN)

            Peta lapangan adalah gambaran suatu daerah atau lokasi tertentu yang dibuat dalam ukuran kecil dengan menggunakan skala tertentu. Dinamakan peta lapangan karena umumnya daerah/lokasi yang digambar merupakan daerah yang lapang dan biasanya memiliki bentuk tertentu. Banyak cara yang digunakan untuk membuat peta lapangan, dari yang paling sederhana sampai dengan menggunkan peralatan yang modern. Dalam hal ini akan disampaikan dengan cara menggunakan kompas, karena merupakan simulasi untuk penentuan tempat kedudukan.
Teknik pembuatan peta lapangan
1.      Peralatan yang dibutuhkan
Ø Pensil, kertas, karet penghapus
Ø Penggaris panjang, penggaris segitiga, busur derajat
Ø Hard board / triplek sebagai alas menggambar
Ø Kompas prisma / kompas bidik
Ø Alat pengukur jarak (tali, meteran, langkah, tapak, dll)
2.      langkah-langkah pembuatan peta lapangan.
Ø gambarlah sketsa lapangan secara kasar / garis besar
Ø tentukan titik yang akan dibidik dan beri tanda ke titik-titik tersebut

D
                                                                         E

                  C

                                B                     A

Ø buat kolom data berikut untuk mencatat pengukuran sudut dan jarak




Pangkal bidik
Azimuth
Jarak
Titik A
Azimuth B =.................
Azimuth C = ................
Azimuth D = ................
Azimuth E =  …………
A – B = ………. M
Titik B
Azimuth C = ………….
Azimuth D = ………….
Azimuth E = ………….

Ø dari titik A tentukan azimuth B, C, D, dan E hasilnya catat dalam tabel
Ø dari titik B tentukan azimuth C, D, dan E, hasilnya dalam table
Ø ukur jarak A – B (= dua titik pangkal), hasilnya masukkan dalam table
Ø selanjutnya penggambaran pada kertas lain dengan menggunakan skala
1)     tentukan titik A diatas kertas
2)     melalui A buat garis tegak lurus (arah utara )
3)     berpangkal pada titik A, lukislah azimuth B, C, D, E (besarnya lihat tabel), perpanjang garis lukisnya
4)     perpotongan perpanjangan garis lukis :
AC dan BC adalah titik C
AD dan BD adalah titik D
AE dan BE adalah titik E
5)     hubungkan titik-titik A, B, C, D, E dan kembali ke A
6)     terbentuklah PETA LAPANGAN
7)     berdirilah di lapangan, tentukanlah TEMPAT KEDUDUKAN ANDA






 D
                                                                           
                                                                            E
                         Arah Utara



     C


                         B                     A

Sumber :
- Buku panduan PENDIDIKAN DAN LATIHAN SAR UNPAD, BANDUNG, 1981
- Buku panduan PENDIDIKAN DAN LATIHAN SAR, YAYASAN SURVIVAL, 1993
- Buku Rujukan Kursus Instruktur Muda IV, Yogyakarta, 1994
- Buku Rujukan Kursus Instruktur Muda V, Yogyakrta, 2001

















PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

P3K : Menurut WHO adalah tindakan yang tepat berdasarkan prinsip tertentu dan metode baku dalam mengatasi suatu kecelakaan sebelum korban dibawa ke tempat rujukan.
Tujuan P3K:
  1. Mencegah maut / mempertahankan hidup.
  2. Menunjang upaya penyembuhan.
  3. Mencegah / membatasi akibat yang lebih lanjut.
  4. Sengurangi rasa sakit.

Jenis dan Peralatan P3K meliputi:
  1. Bahan
Ø  Bahan untuk mencuci hama, contoh: sabun, alcohol, dll.
Ø  Bahan untuk mencuci luka, contoh: boorwater, Lysol, betadin.
Ø  Bahan untuk mengurangi rasa sakit, contoh: parasetamol
Ø  Bahan untuk menyadarkan, contoh: alkohol, eau de cologne
  1. Alat

Ø  Pembalut cepat
Ø  Pembalut gulung
Ø  Pembalut segitiga
Ø  Kapas
Ø  Bidai
Ø  Gunting, dll

Teknik Utama Pemberian P3K yaitu “prinsip ABC” yang artinya:
A          : Airway, yaitu membuka jalan nafas untuk mempertahankan kelangsungan hidup, yang artinya seorang korban harus mampu memperoleh oksigen.
B          : Breathing, yaitu artificial ventilation / pemberian pernafasan buatan agar seseorang dapat memasukkan udara kedalam paru-paru.
C          : Circulation, yaitu pemijatan dada bagian luar perlu dilakukan agar darah dapat mengalir keseluruh pembuluh darah dan organ lainnya.
Hal-hal umum yang perlu diperhatikan :
  1. Nadi/denyut jantung               60-80 x / menit
  2. Nafas                                       12-15 x /menit
  3. Tensi/tekanan darah                120 / 80 mm Hg
  4. Suhu                                        37° C

GANGGUAN UMUM
Gangguan umum adalah gangguan yang mempengaruhi kedaan umum seseorang dan dapat menyebabkan ancaman maut. Tindakan pertolongan yang harus segera dilakukan terutama untuk menyelamatkan jiwa.
Macam-Macam Gangguan Umum
A.    Gangguan Pernafasan
Yaitu keadaan dari kesulitan bernafas sampai tidak bernafas. Penyebab:
1.       Sumbatan jalan nafas
2.       Menghisap asap / gas beracun
3.       Kelemahan / kejang otot pernafasan.
Jika korban tidak sadar dan tidak bernafas segera berikan pernafasan buatan yaitu 12-15 kali per menit
B.    Gangguan Peredaran Darah
Yaitu keadaan kurangnya darah di otak dan alat vital lainnya. Gangguan ini sering disebut shock / gugat.
1.       Kekurangan darah / cairan (sebab luka / muntaber)
2.       Luka baker yang luas
3.       Nyeri yang hebat
4.       Tidak tahan terhadap obat/bahan kimia tertentu
Tindakan P3K: prinsip yang harus dilakukan adalah menghentikan pendarahan, dan apabila terjadi patah tulang, lakukan pembidaian.
C.    Gangguan Kesadaran
Yaitu keadaan berkurang/ hialangnya kesadaran. Penyebab:
1.       Benturan/pukulan di kepala.
2.       Sinar/terik matahari yang langsung mengenai kepala.
3.       Berada dalam ruangan hingga kekurangan zat asam.
4.       Keadaan tertentu hingga tubuh lemah, perut kosong, dll.
Tindakan P3K: prinsip yang harus dilakukan adalah mempertahankan jalan nafas dan berusaha menyadarkan korban.


RESUSITASI  JANTUNG PARU (RJP)
RJP merupakan satu-satunya cara untuk mempertahankan hidup selama seseorang tidak ada nafas dan denyut jantung.
Sekalipun dimulai RJP, harus diteruskan sampai:
  1. Pernafasan Spontan dan denyut nadi timbul kembali.
  2. Ada orang lain yang lebih ahli dan mengmabil alih RJP.
  3. Penolong terlalu lelah.
  4. Selama 30 menit tidaka ada hasil/tampak lembam mayat pada korban
Kapan RJP diberikan ?

Tidak               Sadar               ya


                        Bebaskan jalan nafas


  Tidak                         Nafas ?                        ada


Pernafasn buatan 3-5 kali                                Pertahankan dalam posisi stabil

Periksa nadi leher


Ada                             Tidak





Pernafasan Buatan         Teknik kombinasi pijat jantung         P3K bila perlu
12-15 x/menit(dewasa)              dan nafas buatan
20-30 x/menit(anak)



GANGGUAN KHUSUS
Gangguan ini tidak dimasukkan ke dalam ganguan umum atau gangguan lokal, karena sifatnya yang khusus, misalnya :

1.       Sengatan Panas
Yaitu terik matahari dalam jangka waktu yang lama menyebabkan suhu badan naik.
Gejala: kulit kemerahan, panas dan kering, keringat tidak ada, suhu tubuh mencapai 40-42 C, sakit kepala, pusing dan rasa panas, gelisah, nafas cepat, denyut nadi kuat dan cepat, korban cepat tidak menjadi sadar.
Pertolongan: turunkan suhu tubuh; pindahkan korban ketempat yang sejuk dan lepaskan pakaian; gunakan pendingin  pada kepala dan badan; jaga suhu dan bawa ke rujukan.

2.       Kedinginan (Hypothermia)
Yaitu kehilangan panas tubuh lebih cepat dari pada produksi panas tubuh atau suhu tubuh yang menurun.
Gejala: gigi gemeretak; sukar berbicara / komunikasi; kehilangan koordinasi; gerakan melambat dan mudah jatuh; tidak sadar.
Pertolongan: ganti dan berikan pakaian yang kering; beri panas dari luar; beri makan dan minum yang hangat; pindahkan korban dari angin dan lembab; hangtkan korban; korban jangan dipijat-pijat / digosok-gosok; segera bawa kerujukan.

3.       Terkilir / Keseleo
Yaitu luka oleh karena peregangan atau robekan jaringan ikat sendi.
Gejala: Nyeri pada pergerakan; bengkak; nyeri tekan; warna kulit merah kebiruan.
Pertolongan: tinggikan daerah cidera, kompres dingin, balut dan istirahatkan.

4.       Kejang
Yaitu kekakuan tubuh dan anggota tubuh untuk beberapa saat.
Tanda-tanda kejang otot; kejang mendadak; rasa nyeri di daerah kejang; daerah kejang tidak dapat digerakkan.
Pertolongan: regangkan otot yang kejang; pijat otot yang kejang kearah jantung; bila kejang terjadi karena terik matahari, bawa korban ketempat yang sejuk; beri minum aira garam; kompres dingin otot yang kejang sebelum atau sesudah peregangan.

Angkutan / Evakuasi
Yaitu suatu cara memindahkan korban dari tempat terjadinya kecelakaan / bahaya/ kasus ketempat pertolongan lanjutan / tempat rujukan.
Syarat pelaksanaan:
Pada korban sudah diberi pertolongan pertama sehingga:
1.       Keadaan stabil
2.       Jalan nafas bebas
3.       Memonitor/ mengadakan pengawasan pada jantung, nadi, dan paru-paru.

GANGGUAN LOKAL
Gangguan lokal pada umumnya tidak langsung mengancam jiwa, namun infeksi/ cacat tetap dapat mengancam. Tindakan P3K disini ditujukan untuk menghindari dan mengurangi infeksi dan cacat tersebut.
1.       Pendarahan
Yaitu keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak.
Ada dua macam pendarahan yaitu pendarahan keluar tubuh dan pendarahan kedalam tubuh.
Pengolongan dibagi 3 yaitu:
  1. Pendarahan pembuluh nadi (darah memancar dan berwarna merah muda)
  2. Pendarahan pembuluh darah balik (darah mengalir dan berwarna merah tua)
  3. Pendarahan pembuluh darah rambut (darah keluar sedikit-sedikit dan tidak berbahaya)

Tindakan pertolongannya menggunakan patokan 5T yaitu:
T1...     Tekan bagian yang berdarah 5-15 menit, beri pembalut tekan dan dapat ditambah dengan pembuluh lain.
T2...     Tidurkan dengan kepala lebih rendah, kecuali ada pendarahan di kepala
T3...     Tinggikan anggota badan yang mengalami pendarahan.
T4...     Tekan pembuluh nadi antara tempat pendarahan dan jantung.
T5...     Tenangkan korban dan ajak bicara.
2.       Luka
Yaitu terputusnya jaringan tubuh oleh karena kekerasan
Prioritas pertolongan:
1.      Luka dengan perdarahan banyak
2.      Luka daerah jalan nafas / rongga mulut sedangkan korban tidak sadar
3.      Luka bakar yang luas dengan syok
4.      Luka diderah sangkar dada yang menyebabkan gangguan pernafasan
Pedoman pertolongan secara umum:
  1. Jangan sekali-sekali menyentuh luka
  2. Bersihkan luka dengan obat anti septik
  3. Tutup luka dengan kassa  steril, lalu balut / beri perekat.
3.       Patah tulang
Yaitu putusnya tulang, baik secara keseluruhan maupun sebagian
Tanda-tanda:
  1. Rasa nyeri bila digerakkan
  2. Perubahan bentuk
  3. Terjadinya pembengkakan
Penggolongannya dibagi menjadi 2, yaitu patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Pertolongan patah tulang pada umumnya :
  1. Hentikan pendarahan bila ada.
  2. Bebaskan jalan nafas, beri pernafasan buatan bila perlu.
  3. Tutup luka denga kassa steril
  4. Lakukan pembidaian pada tulang yang patah.
  5. Hangatkan tubuh korban.
Tujuan pembidaian:
  1. Mencegah pergerakan dari tulang yang patah.
  2. Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
  3. Mengurangi rasa nyeri.
  4. Mempercepat penyembuhan.




MANAJEMEN OPERASI SAR

PENDAHULUAN
OPERASI SAR adalah suatu tindakan pada kejadian khusus yang diperlukan adanya suatu kerjasama, koordinasi dan penjabarannya menjadi suatu bentuk kegiatan operasi yang serasi, efektif, dan berdaya guna. Sehingga dalam suatu kejadian SAR diperlukan personil yang mempunyai kriteria-kriteria tertentu yang mengutamakan kemanusiaan diatas segala-galanya, walaupun tidak mengabaiakan faktor keselamatan personil bersangkutan.
            Bentuk penerapan dari alenia diatas jelas bahwa seorang personil SAR diharuskan mau san mampu berkorban baik waktu, fisik, pemikiran, bahkan materi guna suksesnya suatu operasi SAR. Selain hal itu  juga perlu ditekankan bahwa personil SAR diharuskan mengutamakan kepentingan kerja team, mematuhi kaidah-kaidah dan prosedur yang berlaku dan baku, serta tidak mempunyai pamrih apapun baik materiil maupun popularitas individu.
            Tuliasan ini dibuat untuk pengetahuan tentang SAR dan operasi SAR, khususnya menejemen operasi SAR di Indonesia yang bisa diterapkan pada unit SAR Bantu Darat atau juga bisa digunakan untuk operasi SAR Hutan Gunung.

ORGANISASI OPERASI SAR

Keberhasilan suatu operasi khususnya operasi SAR tergantung antara lain pada penerapan prosedur-prosedur yang berlaku dan dukungan oleh organisasi yang baik dan efektif.

UMUM
Untuk melaksanakan tugas operasi SAR, diperlukan adanya prosedur operasi yang benar dan koordinasi yang mantap, sehingga akan dihasilkan suatu operasi yang efektif dan berhasil baik.
            Dalam menangani suatu musibah, dikenal adanya organisasi dan komponen yang baku dalam organisasi tersebut, sedangkan besar kecilnya organisasi operasi disesuaikan dengan jenis musibah dan wilayah yang ditanganinya.

BAGAN OPERASI SAR


























Seperti telah diuraikan diatas bahwa bentuk bagan organisasi operasi dapat dibuat sesuai kebutuhan yang ada sehingga operasi tersebut dapat seselektif mungkin dan mencapai hasil yang maksimal.

SEARCH AND RESCUE MISSION COORDINATOR (SMC)
            Tugas seorang SMC adalah melaksanakan evaluasi kejasian musibah, perencanaan operasi, mengendalikan operasi secara keseluruhan. SMC ditunjuk atau diangkat sejak adanya kejadian SAR sampai dengan operasi dinyatakan selesai. SMC bertanggungjawab kepada SKR atau KKR yang menunjuknya. Untuk lebih rincinya, tugas seorang SMC adalah:
1.      Mempelajari semua informasi yang dapat dikumpulkan, yang berkaitan dengan misi operasi.
2.      Menggolongkan misi SAR bertahap-tahap darurat yang tepat, apabila hal ini belum dilakukan.
3.      Menyiagakan  fasilitas SAR yang tepat, dan organisasi SAR yang akan sangat diperlukan dalam dan selama opersai SAR bertanggungjawab.
4.      Memberangkatkan unit SAR (SRU), bilamana keadaan menghendaki demikian.
5.      Melaksanakan perencanaan untuk operasi SAR.
6.      Memberikan briefing pada anggota unit SAR (SRU), Menunjuk OSC, debriefing bagi unit SAR, dan dukungan sampai operasi selesai.
7.      Menentukan jaring kendali komunikasi, kanal-kanal (saluran) yang dipakai, monitoring semua kanal yang dipergunakan.
8.      Melaksanakan pencatatan semua usaha operasi beserta perkembangannya, tindakan yang diambil dan lain-lain.
9.      Bilamana diperlukan meminta tambahan SRU
10.  Melaksanakan pengendalian operasi SAR terhadap semua unsur.
11.  Memberikan laporan situasi (Lapsit) ke SC, SKR/KKR paling tidak satu kali dalam satu hari, dan pada saat-saat perkembangan yang penting terjadi. Laporan Situasi dilaporkan bernomor urut.
12.  memberikan debriefing akhir kepada unit-unit SAR dan mengembalikan fasilitas dan organisasi SAR yang terlibat, dan memberitahukan bahwa misi SAR telah selesai.
13.  Berkonsultasi dengan SKR/KKR sebelum menyatakan untuk menghentikan usaha yang tidak berhasil.

Pada kasus musibah penerbangan dan pelayaran, seorang SMC harus memiliki kwalifikasi sebagai seorang SMC yang dikeluarkan oleh BADAN SAR NASIONAL. Sedangkan untuk operasi SAR yang sifatnya rekreatif (musibah pendakian, musibah sungai, pantai, dll) tidak diperlukan kwalifikasi seketat musibah penerbangan dan pelayaran.
            Didalam melaksanakan tugasnya, SMC dibantu oleh beberapa staff yang memiliki tugas yang spesifik dan khusus sehingga jalannya operasi lancar dan sukses. Adapun staff SMC tersebut adalah:
1.      Perwira Komunikasi (operator radio)
Tugasnya adalah mengoperasikan radio komunikasi yang digunakan baik untuk jaring  komando dan pengandali maupun untuk jaring koordinasi. Operator radio bertanggung jawab tentang kelancaran lalu lints berita yang sangat berperan dalam suatu operasi SAR. Operator Radio bertanggung jawab terhadap SMC.
2.      Perwira Nafigasi (nafigator)
Tugasnya adalah melakukan pengeplotan peta dimana musibah terjadi dan operasi SAR dilakukan sesuai dengan perkembangan operasi yang terjadi dan rencana-rencana operasi yang akan dilakukan sesuai denga perhitungan dan perencanaan SMC. Seorang nafigator bertanggung jawab terhadap SMC.
3.      Perwira Briefing
Tugasnya adalah mewakili SMC untuk melakukan briefing kepada OSC maupun SRU yang akan diberangkatkan maupun menerima debriefing dari SRU yang telah kembali ke Pos Komando dari misi pencarian.
4.      SAR Mission Information Officer (SMIO) atau Humas Operasi SAR
Tugasnya adalah sebagai penghubung antara masyarakat dengan organisasi operasi, yang dimaksud disini adalah setiap berita yang keluar, baik untuk pers (media massa) maupun keluarga korban dan juga untuk instansi-instansi diluar organisasi operasi adalah menjadi tanggung jawab seorang SMIO. Atau dengan kata lain seorang SMIO bertanggungjawab tentang pemberitaan perkembangan operasi yang sedang berlangsung.

ON SCEEN COMMANDER (OSC)
            OSC ditunjuk oleh SMC untuk koordinasi dan pengaturan suatu operasi SAR tertentu ditempat kejadian, bila area pencariannya cukup luas dan mengerahkan cukup banyak SRU/dari berbagai unit SAR. OSC berwenang menambah, mengurangi merubah formasi SRU yang akan dibawah komandonya dan berwenang mengubah pola pencarian yang telah ditetapkan sebelumya sesuai dengan perkembangan yang ada dilapangan. OSC bertanggung jawab kepada SMC.
            Secara umum OSC bertugas :
1.      Melaksanakan rencana operasi SAR yang dibuat oleh SMC.
2.      Mengadakan perubahan pada rencana  operasi apabilla dipandang perlu untuk menyesuaikan dengan keadaan ditempat kejadian yang mungkin sudah berubah.
3.      Memegang kendali operasi dari semua unit SAR yang ditunujuk diarea pencariannya, mengkoordinir semua unit SAR.
4.      Mengirim laporan situasi secara berkala ke SMC. Laporan situasi pertama segera dilaporkan setelah tiba dilokasi/setelah memegang tugas sebagai OSC. Disertai laporan cuaca setempat.
5.      Menyelanggarakan hubungan komunikasi dengan seluruh SRU dan menerima laporan dari SRU secara berkala.
6.      Menerima laporan dugaan waktu tiba dilokasi bagi unit SAR, yang meliputi dugaan waktu tiba dilokasi pencarian, kemampuan komunikasi, lama pencarian.
7.      Menyelenggarakan briefing awal bagi unit SAR yang datang.
8.      Menerima dan mengevaluasi laporan dari semua unit SAR,mengkoordinasikan dan memerintahkan semua unit SAR.
9.      Bila dilakukan penggantian OSC, maka harus membriefing OSC yang baru.

SEARCH AND RESCUE UNIT (SRU)
SRU adalah satu komponen dalam operasi SAR yang secara nyata melaksanakan operasi SAR di lapangan. Wewenang SRU adalah terbatas pada pelaksanaan tugas pencarian di lapangan dan dibawah koordinasi OSC/SMC. Tetapi dalam hal ini tidak menutup kemungkinan memberikan masukan ataupun usulan kepada OSC/SMC tentang kemungkinan sistim atau pola pencarian yang lebih selektif.
            Selain melaksanakan tugas pencarian, SRU jugha diwajibkan melapor kepada OSC/SMC secara berkala dan juga melaporkan perkembangan pencarian dilapangan. Penarikan atau penggantian SRU dilakukan oleh OSC/SMC, atau atas usulan dari SRU yang bersangkutan, apabila SRU tersebut tidak dapat melanjutkan operasi karena hal-hal tertentu. SRU yang diganti diwajibkan melakukan briefing kepada SRU penngganti tentang perkembangan operasi terakhir didaerah operasinya.
            Untuk lebih rincinya tentang tugas SRU adalah sebagai berikut:
1.      Melaksanakan rencana operasi sesuai yang telah direncanakan.
2.      Memberitahukan kepada OSC/SMC saat tiba didaerah operasi,  perkiraan lama mengadakan operasi.
3.      Melaporkan secara berkala dan melaporkan perkembangan operasi di lapangan termasuk cuaca dan medan yang di daerah pencarian.
4.      Lapor segera setelah ada kontak dengan obyek yang dicari sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5.      Menyiapkan peralatan untuk menandai posisi semua perjumpaan.

Selain komponen-komponen dalam suatu misi SAR, yaitu SMC beserta staffnya, OSC dan SRU, yang tidak kalah pentingnya adalah base camp atau Basis Operasi SAR atau Pos Komando Operasi. Didalam Pos Komando Operasi selain terdapat komponen-komponen di atas, juga ada unsur-unsur yang sifatnya mendukung kelancaran operasi tersebut. Sedangkan komponen pendukung tersebut adalah:
1.      Komandan Pos Komando Operasi
Bertugas memimpin Pos Komando tersebut dan menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk mendukung kelancaran jalannya operasi. Sedangkan dalam tugasnya Komandan Pos Komando Operasi dibantu oleh Koordinator dapur umum, Kooordinator  umum, kesehatanmdan back up emergency team.
2.      Koordinator Dpur Umum
Bertugas menyediakan fasilitas konsumsi dan perbekalan dalam suatu operasi.
3.      Koordinator Umum
Bertugas mengkoordinir pengadaan sarana dan prasarana yang mungkin dibutuhkan dalam suatu operasi.
4.      Kesehatan
Selain bertugas sebagai back up emergency, juga bertugas mengawasi dan menangani kesehatan terhadap semua pelaku operasi.
5.      Back Up Emergency Team
Yang terdiri dari satu team atau lebih yang bertugas mengadakan pertolongan apabila sewaktu-waktu terjadi sesuatu terhadap semua pelaku operasi.


TAHAP KEGIATAN SAR

            Untuk keberhasilan suatu operasi SAR, maka harus dilalui tahapan-tahapan kegiatan. Kecepatan pelaksanaan kegiatan, setiap tahapan mempengaruhi kecepatan penanganan musibah. Kegiatan pada tahap pertama dimulai sejak adanya berita musibah atau diketahui adanya keadaa darurat dan kegiatan akan berakhir saat operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup.

AWARENESS STAGE (TAHAP MENYADARI)
            Tahap ini adalah tahap dimana telah diketahui suatu keadaan darurat / musibah yang mengancam keselamatan dini dari pos-pos siaga SAR atau disampaikan berita-berita musibah oleh instansi / organisasi atau masyarakat ke BASARNAS/KKR/SKR/SARDA.

            Informasi/berita awal yang disampaikan dalam waktu yang tepat tentang situasi kesulitan yang dihadapi akan dapat mencegah terjadinya  musibah / kedaan  darurat yang lebih lanjut.
            Dalam setiap keadaan darurat, tindakan dapat segera diambil setelah dikatahui jenis musibah dan lokasi kejadiannya. Untuk itu, setiap informasi / berita yang diterima harus diarahakan untuk dilengkapi data-data tentang kejadian dan penentuan lokasi musibah. Maka penggunaan sarana komunikasi berperan penting untuk meyakinkan informsai/berita ytag diterima.
            Pencatatan data-data kejadian harus dilakukan dengan menggunakan format yang telah ditentukan secara sistematis. Setiap petugas pencatat data harus mendahulukan pengumpulan data utama sehingga bila karena suatu sebab komunikasi terputus, proses penanganan musibah tetap dapat berlangsung.

Pencatatan Data Musibah
Pencatatan data musibah adalah sebagai berikut:
1.      Data-data personil yang tertimpa musibah, jumlah, asal perhimpunan/club,dll.
2.      Posisi kejadian.
3.      Jenis musibah (kecelakaan, tersesat,dll)
4.      Tanggal waktu musibah.

Keempat data diatas adalah data utama yang harus segera didapat untuk dapat memulai usaha pencarian dan pertolongan / penyelamatan:
1.      Data lengkap personil tentang kemampuan survival, perlengkapan yang dibawa, bekal dan perlangkapan pendukung yang tersedia, tingakat keparahan luka (bila mengalami kecelakaan).
2.      Tanggal waktu berangkat, rencana perjalanan, tanggal dan waktu tiba di tujuan, jumlah personil yang terlibat, persiapan yang dilakukan (termasuk alkom, alat navigasi dan peta, bekal makan dan minum, perlengkapan penunjang yang lain)
3.      Frekuensi radio yang digunakan bila membawa alkom.
4.      Cuaca ditempat kejadian, keadaan luar saat itu ditempat kejadian.
5.      Bantuan yang mungkin diperlukan.
6.      Bantuan yang telah diberikan.
7.      Data-data pelapor pertama (nama, alamat, nomor telepon, nama panggilan/call-ighn)
8.      tanggal waktu laporan pertama.
9.      Kemungkinan penyimpangan jadwal/rencana perjalan.
10.  Perlengkapan navigasi yang ada.
11.  Perlengkapan survival yang ada, termasuk persediaan makanan dan air.
12.  Keterangan lain: alamat keluarga, perhimpunan/club.

Data Cuaca
Sangat penting untuk dilengkapi dalam suatu operasii SAR, data-data tersebut meliputi:
1.      Keadaan awan, ketinggian, dan perubahan yang terjadi.
2.      Keadaan hujan (mulai dan akhir)
3.      Jarak pandang (visibility) serta adanya penghalang (kabut,asap, dll)
4.      Keadaan angin, arah dan kecepatannya, serta perubahan-perubahan yang terjadi.

INITIAL ACTION STAGE (TAHAP TINDAKAN AWAL)
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah:
Evaluasi Kejadian / Musibah
            Evaluasi kejadian/musibah dilakukan dengan menentukan tingkat keadaan darurat berdasarkan penilaian terhadap informasi/berita yang diterima serta pengalaman untuk dapat memberikan tanggapan (respons) yang cepat. Keraguan data yang diterima akan menyulitkan evaluasi dan memakan waktu dalam pertimbangan-pertimbangan untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi musibah meliputi:
1.      Keadaan cuaca (saat musibah terjadi dan saat usaha pencarian/pertolongan akan dilakukan, termasuk jarak pandang.
2.      Waktu kejadian (kejadian pada malam hari menyulitkan pencarian/pertolongan)
3.      Kondisi medan/lingkungan dilokasi musibah.
4.      Fasilitas yang tersedia.
5.      Perkiraan keadaan korban.

FAKTOR CUACA
            Keadaan cuaca yang buruk dilokasi musibah dan sekitarnya merupakan pembatas waktu melaksanakan operasi SAR.
            Keadaan tersebut menyulitkan pencarian dan dapat mengakibatkan stress bagi petugas-petugas lapangan sehingga kegiatan pencarian dan pemberian pertolongan menjadi kurang efisien. Selain itu hal tersebut merupakan faktor yang dapat membahayakan keselamatan unit-unit SAR. Oleh karena itu, data-data ramalan cuaca harus didapatkan segera/dalam penyapuan, lama waktu pencarian yang tepat dan efisien.

FAKTOR WAKTU PADA USAHA PENCARIAN / PERTOLONGAN
            Menurut data statistik musibah yang ada, diketahui bahwa pada 24 jam pertama kemungkinan survivor untuk tetap hidup adalah 80%, dan kemungkinan hidup tersebut akan menurun dengan cepat setelah 3x24 jam pertama. Hal ini akan lebih cepat lagi bila korban dalam keadaan luka-luka, terutama dalam keadaan luka parah. Dengan demikian tindakan yang cepat dan cenderung mengerahkan unsur yang lebih banyak merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.
            Pencarian pada siang hari pada umumnya dilakukan terutama oleh unit-unit unsur pencari yang tidak dilengkapi dengan alat bantu deteksi elektronik dimana pencarian hanya bisa dilakukan dengan visual. Sedangakan pencarian pada malam hari, diperlukan lebih banyak peralatan dan skill unit pencari, dan hanya bisa dilakukan untuk medan-medan datar, open grade, dan area yang sempit.

FAKTOR LINGKUNGAN DISEKITARNYA.
            Faktor ini menentukan kemungkinan agar survivor tetap hidup yang berkaitan dengan batas waktu usaha pencarian/pertolongan. Misalnya pengaruh suhu udara, suhu air, kelembaban, kecepatan angin, arus, dll. Kemempuan bertahan hidup suvivor juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun psikis survivor yang bersangkutan, juga yang tidak kalah pentingnya adalah semangat untuk tetap hidup dan kreatifitas untuk menyiasati keadaan dan lingkungan.
            Daya tahan yang menurun karena penurunan suhu tubuh (Hypothermia), yang disebabkan oleh suhu udara, suhu air yang rendah dan tiupan angin dingin adalah salah satu faktor penyebab utama kematian pada korban musibah, terutama korban musibah pelayaran, dimana survivor harus berendam di perairan yang dingin, yaitu dibawah suhu 34° C. Sedangkan data yang dikeluarkan oleh HO 225- The Defance Mapping Agency ”Atlas of The Sea Surface Temperature”. Menerangkan bahwa suhu air laut terpanas adala 29° C.

FAKTOR KESULITAN MEDAN
            Faktor kesulitan medan merupakan faktor penting dalam menentukan metode pencarian/pertolongan. Untuk medan pegunungan, pencarian hanya dapat dilakukan pada siang hari. Pada medan yang berhutan lebat, sangat menyulitkan pencarian secara visual.

FAKTOR FASILITAS YANG TERSEDIA
            Fasilitas yang tersedia agar diarahkan pada sasaran untuk mencapai hasil kerja yang efektif dimulai dengan:
1.      Pemilihan unti SAR (dengan memperlihatkan kemampuan navigasi dan pengalaman di lapangan).
2.      Kemampuan komunikasi antara SMC/OSC dengan unit-unit SAR di lapangan.
3.      Jumlah, mutu peralatan dan perlengkapan lapangan, termasuk perlengkapan  survival, alat untuk isyarat darurat (flare, smoke, pulyn panel,dll) bagi unit SAR.
4.      Setiap personil pada unti SAR harus siap menghadapi resiko dengan tetap memperhatikan keselamatan dirinya.

FAKTOR KEADAAN SURVIVOR
            Dari data statistik terlihat bahwa 60% korban mendekati luka-luka dan 25% diantaranya berada dalam keadaan kritis (gawat darurat), dan hampir seluruhnya akan mengalami shock menghadapi situasi yang terjadi dalam waktu beberapa saat, bahkan mungkin terdapat korban meninggal.
            Penyiagaan fasilitas SAR dilakukan setelah ada evaluasi berita musibah yang diterima. Bila telah dinyatakan tingkat keadaan darurat I (INCERFA), maka unit SAR segera diberangkatkan. Untuk pemberangkatan unit SAR, maka ada 3 kemungkinan yang dapat dipilih oleh seorang SMC, yaitu:
1.      Pemberangkatan unit SAR secepatnya dan menyiagakan fasilitas SAR untuk tindakan selanjutnya.
2.      Menyiagakan fasilitas SAR untuk sewaktu-waktu diberangkatkan.
3.      Memberikan informasi pada fasilitas SAR selama evaluasi/penilaian kebenaran laporan musibah yang dilakukan.

PLANNING STAGE (TAHAP PERENCANAAN)
TAHAP PERENCANAAN
            Setelah tindakan penyiagaan fasilias SAR dilakukan, maka tindakan selanjutnya ialah tahap perencanaan. Pada tahap ini, segera dilakukan evaluasi dengan mempelajari semua keterangan yang ada, berupa:
1.      Rencana perjalanan
2.      Keadaan cuaca dan medan
3.      Kemungkinan gangguan komunikasi
4.      Berita dan posisi terakhir yang diketahui (last known Position)
5.      Kemampuan obyek dalam menghadapi keadaa-keadaan yang tidak menguntungkan.
6.      Fasilitas SAR yang tersedia dan telah disiagakan.

Pada Tahap ini sudah perlu ditunjuk seorang SMC yang akan mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan atau opersai SAR.

RENCANA PENCARIAN
Rencana pencarian dibuat melalui pertahapan sebagai berikut:
1.      memperkirakan datum (posisi duga) yang paling mungkin (most Probable Position)
2.      Menghitung luas area pencarian.
3.      Menentukan pola pencarian yang tepat.
4.      Menentukan posisi liputan (coverage area) yang diinginkan.
5.      Membuat rencana pencarian berdasarkan kesiapan dan kemampuan unit SAR yang tersedia.

Perencanaan Pencarian memerlukan pertimbangan dari:
1.      Faktor lingkungan tempat kejadian musibah.
2.      Ketepatan laporan posisi kecelakaan.
3.      Tersedianya fasilitas SAR.
4.      Jangka waktu sejak kejadian musibah sampai dengan operasi SAR diaktifkan.

Perencanaa-perencanaan ini diperlukan setiap saat untuk ketepatan pemberangaktan unit-unit SAR.
            Dalam usaha penentuan datum dan luas area pencarian, diperlukan pengetahuan tentang vektor (berbagai gaya yang bekerja/mempengaruhi posisi korban), menggunakan perhitungan secara aljabar,  penggunaan nomogram dan penggunaan tabel-tabel dan grafik-grafik (khusus untuk kasus kecelakaan pesawat udara dan kapal laut).

AREA PENCARIAN
            Dalam hal ini pertama kali ditentukan titik datum yang kemudian kita buat lingkaran disekelilingnya dengan jari-jari yang dihitung berdasarkan nilai total kemungkunan kesalahan (total probable error) dan memperhitungkan adanya faktor safety.
            Dengan membuat lingkaran tersebut diharapkan bahwa sasaran yang akan kita cari minimum 50% kemungkinannya ada dalam area tersebut. Bila pada area yang ditentukan tidak berhasil ditemukan, maka area ini dapat diperluas sampai lima kali pembesaran.
            Setelah dilakukan perluasan area dan tidak ditemukan, maka dapat dianggap sasaran yang kita cari tidak berada didaerah tersebut sehungga dapat ditentukan daerah baru yang dapat mendukung.






            Dari luas daerah pencarian tersebut maka dapat ditentukan unit SAR apa yang paling cocok untuk usaha pencarian, selain itu juga jumlah unit SAR yang diperlukan.
            Ingat faktor kecepatan dan usaha pencarian adalah kunci keberhasilan suatu operasi SAR.
            Luas daerah pencarian selain diperlukan untuk menentukan unit SAR yang akan diberangkatkan, juga untuk menghitung kebutuhan logistik, pendukung, back up personil dan lain sebagainya.

RENCANA OPERASI PENCARIAN
Setelah selesai dilakukan perhitungan dan ploting, maka SMC segera membuat rencana operasi pencarian. Dalam perencanaan tersebut digunakan formulir rencana pencarian (Search Palnning Work Sheet). Pada dasarnya terdapat 6 subyek yang specifik pada pengisian formulir tersebut, yaitu penjelasan tentang:
1.      Situasi
2.      Area pencarian
3.      Pelaksanaan dan rencana pencarian.
4.      Koordinasi yang diperlukan.
5.      Komunikasi
6.      Pelapor

Dalam penjelasan tentang situasi, termasuk didalamnya:
1.      Keadaan musibah
2.      Posisi terakhir yang diketahui.
3.      Data terperinci tentang sasaran yang dicari.
4.      Alat bantu deteksi yang ada.
5.      Peralatan survival yang dimiliki survivor.
6.      Cuaca saat ini, dan perkiraan cuaca yang akan datang.
7.      Unit-unit SAR yang siap diberangkatkan kelokasi.

Penjelasan tentang area pencarian secara terperinci antara lain:
a.      Penentuan datum dan kuas area pencarian.
b.      Pembagian area pencarian untuk masing-masing unit SAR dan waktu yang dibutuhkan.

Pelaksanaan Operasi pencarian antara lain meliputi:
1.      Pembagian area dan unit-unit yang ditugaskan.
2.      Pola yang akan digunakan pada awal pencarian tersebut.
3.      Penentuan titik awal pencarian.
4.      Waktu yang diperkirakan.
5.      OSC yang ditunjuk bila diperlukan.

Koordinasi dilapangan/pada area pencarian terdiri dari :
1.      Penentuan OSC (bila diperlukan)
2.      Pengawasan penggantian operasi selama SRU dalam perjalanan ke area pencarian (CHOP / Changes of Operational Control)

Koordinasi dalam kegiatan pencarian meliputi:
1.      Koordinasi di lokasi dilakukan oleh SMC, bila SMC tidak mampu mengendalikan dari posko, maka ditunjuk OSC dari unit SAR yang mempunyai kemempuan sebagaimana yang ditentukan dan bukan senioritas.
2.      Bila diperlukan penggantian pengendalian dan pengngantian unsur operasi (CHOP) pada perjalanan menuju lokasi musibah maupun pada perjalanan pulang, harus dilakukan dengan satuan induknya. Hal ini harus tercantum dalam rencana pencarian oleh seorang SMC.
3.      Bila cuaca yang diperkirakan tidak sama dengan yang diharapkan, maka rencana yang dibuat mungkin tidak efektif untuk dilaksanakan. Dalam hal ini SMC harus membekali OSC dengan pengarahan kapan rencana pencarian harus dilakukan dan kapan dapat dilaksanakan perubahan.
Dari rencana operasi ini kemudian akan disusun formulir briefing.

OPERATION STAGE
(TAHAP OPERASI)

Operasi Pencarian
Pada pelaksanaan operasi SAR dapat dibagi menjadi :
  1. operasi pencarian tanpa operasi pertolongan (karena korban tidak ditemukan).
  2. operasi pertolongan tanpa operasi pencarian (lokasi musibah diketahui dengan pasti).
  3. operasi pencarian yang dilanjutkan dengan operasi penyelamatan/pertolongan.

Dalam pelaksanaan operasi SAR terdapat tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:
·        breifing pencarian
·        Pemberangkatan SRU
·        Perjalanan SRU menuju area pencarian
·        Bila menemukan sasaran
·        Bila perlu penggantian SRU
·        Penarikan SRU ke posko
·        Debreifing SRU
Semua ini harus diketahui dengan baik oleh SMC.

Briefing Pencarian

Breifing pencarian harus dilakukan terhadap SRU yang akan ditugaskan pada operasi pencarian. Tanpa breifing akan membuang waktu, tenaga, dan biaya yang percuma dan mungkin akan membahayakan SRU tersebut. Pada pelaksanaan breifing dapat dilakukan oleh SMC. Staff SMC (breifing officer/perwira breifing) yang ditunjuk. Breifing untuk SRU udara dan darat, sebaiknya dilakukan sebelum berangkat, sedang untuk SRU laut, dapat diberangkatkan terlebih dahulu kemudian diadakan breifing dalam perjalanan.

Breifing pada Operasi pencarian

Dilakukan oleh SMC atau staffnya. Untuk dapat memberikan breifing dengan baik digunakan check list sebagai berikut:

Situasi
·        Keadaan darurat/distress
·        Jumlah survivor
·        Sasaran pencarian
·        Data terperinci tentang sasaran
·        Posisi akhir yang diuketahui (last known position)
·        Peralatan survival yang dibawa
·        Perkiraan keadaan
·        SRU yang terlibat

Cuaca
·        Pada saat musibah terjadi
·        Perkiraan cuaca pada saat pencarian akan dilakukan
·        P cuaca untuk keesokan harinya
·        Bahaya/ancaman dari keadaan cuaca yang akan dihadapi

Area pencarian
·        Luas area yang akan diliput
·        Tanda-tanda
·        Ukuran
·        Sumbu utama gerak pencarian
·        Perjalanan pencarian
·        Titik awal pencarian (CPS/commence search point)
·        Bahaya dari keadaan medan yang akan dihadapi

Pola pencarian
·        Penjelasan pola
·        Track spacking
·        Kemungkinan menemukan probabelity of detection (POD)
·        Ketepatan navigrasi
·        Kecepatan

Penunjuk tugas

Penunjukan tugas pesawat, kapal, regu darat yang ditugaskan, SRU cadangan yang ditunjuk, jumlah waktu yang diperlukan dari pangkalan/posko ke daerah pencarian dan kembali lagi, waktu duga ditempat yang dikehendaki, penggantian SRU di lokasi.

Pemberangkatan unit SAR
SRU sudah dapat disiapkan ketika SMC membuat perencanaan, pada saat ini breifing tambahan diberikan antara lain berupa:
·        Perkembangan terakhir
·        Sasaran pencarian
·        Penambahan/perluasan/perubahan daerah pencarian
·        Pola pencarian
·        Jadwal pelaporan pada operasi normal
·        Data cuaca terakhir di daerah pencarian
·        Titik awal pencarian
·        Informasi khusus pada operasi terpadu

Perjalanan SRU ke area pencarian, secara umum perlu memperhatikan keadaan yang mendukung agar operasi pencarian dapat bekerja dengan baik. Harus pula disiapkan peta dan kebutuhan ploting.

Perjalanan ke area pencarian
Perjalanan ke area pencarian, pengendalian akan dilkukan ole SMC atau OSC pada SRUmulai beberapa saat sebelum memasuki daerah pencarian.

Waktu yang dibutuhkan dari pangkalan ke lokasi pencarian harus diketahui oleh SMC untuk peningkatan efektivitas dalam pengerahan unsur.

Pelaksanaan Pencarian
            Pelaksanan pencarian segera dilakukan setelah SRU tiba di titik start pencarian, sesuai dengan pola pencarian yang telah ditentukan. Bila situasi berubah dengan cepat, dan SMC belum merubah rencana secara lengkap oleh SMC. Perubahan apapun juga dilakukan oleh OSC/SRU harus dilaporkan secara rinci kepada SMC. Dan laporan ini akan digunakan oleh SMC sebagai masukan untuk menentukan langkah selanjutnya secara akurat dan efisien.

            SRU/OSC diharuskan melaporkan secara berkala kepada SMC tentang perkembangan yang terjadi dan hambatan yang timbul, dan kemungkinan pemecahan atau jalan keluar yang bisa ditempuh.

Laporan situasi tersebut meliputi:
·        Posisi SRU (koordinat)
·        Situasi dan perkembangan yang terjadi.
·        Tindakan yang diambil, dan hasil penyapuan.
·        Rcana pencarian berikut dan saran-saran serta permintaan bentuan yang diperlukan.
·        Status kejadian, misal:
a.      Operasi dihentikan karena telah berhasil menemukan survivor, dan telah dilakukan pertolongan .
b.      Operasi dihentikan untuk menunggu perkembangan tugas selanjutnya.
c.      Operasi dihentikan karean faktor medan / cuaca, dan menunggu perintah selanjutnya dari SMC.

Prosedur yang harus dilakukan bila melihat korban hidup antara lain:
1.     Jaga jangan sampai korban hilang dari pandangan.
2.     Beri tanda posisi tersebut secepatnya, laporkan ke SMC/OSC.
3.     Arahkan SRU yang lain khususnya unit penolong ke lokasi dengan radio komunikasi, melalui SMC/OSC.
4.     Usahakan agar survivor mengetahui bahwa dirinya sudah ditemukan.
5.     tentukan posisi survivor.

Pada saat menemukan survivor, segera dibuat laporan pada SMC/OSC, isi laporan adalah:
1.     Posisi survivor
2.     Identitas survivor
3.     Keadaan fisik
4.     Cuaca dan keadaan medan
5.     Jenis peralatan darurat yang digunakan oleh survivor
6.     Jenis peralatan darurat yang diperlukan.

Penggantian SRU di daerah pencarian harus didahului briefing terhadap SRU tersebut. Sesuai dengan prosedur SRU pengganti akan mendapat briefing tambahan dari OSC, menjelang tiba di lokasi pencarian. Setiap SRU apabila dalam keadaan memaksa dapat ditunjuk sebagai OSC.

Penyiapan SRU dapat Meliputi:
1.     Jadwal pencarian (search schedule)
2.     Peralatan yang dibutuhkan.
3.     Transportasi kelokasi.
4.     makanan, air, dan kebutuhan pendukung lainnya
5.     Base camp kegiatan.
6.     Jumlah team/SRU yang dibutuhkan
7.     Luas area pencarian
8.     Penghitungan seluruh jumlah waktu, personil yang dubutuhkan untuk penyapuan pada seluruh area pencarian.
9.     Arah dan lintasan pencarian.
10. Track spacing
11. Titik awal dan titik akhir penyapuan.
12. Tugas-tugas yang diberikan pada team pencari selama jangka waktu yang diberikan.

Penyiapan Base Camp, disarankan pada lokasi dimana batas terakhir dari jangkauan  komunikasi didekat lokasi pencarian. Penggunaan Base Camp dimaksudkan untuk menjamin kemampuan maksimal dari SRU untuk bertahan dilokasi selama operasi pencarian, karena dapat digunakan untuk beristirahat secara periodik sesuai penjadwalan.

Personil pencari/anggota SRU harus dipilih dengan seksama yang meliputi:
·        Stamina fisik yang prima
·        Pengetahuan tentang kegiatan di alam bebas yang baik
·        Pengalaman dalam pencarian
Kemudian baru ditentukan jumlah sesuai dengan kebutuhan


Komposisi yang baik adalah terdiri dari:
1.     Pimpinan regu (team leader), diutamakan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup dalam operasi pencarian. Tugasnya adalah menjaga kelangsungan komunikasi dengan SMC, memelihara data-data yang diperlukan untuk pencarian, menyimpan peta yang akan digunakan, dapat memberikan briefing kepada anggota team, bertanggung jawab terhadap:
a.      Perlengkapan perorangan
b.      Perlengkapan regu
c.      Menjaga jadwal komunikasi (primer/alternatife)
d.     Menjaga semua data pencarian yang didapat dari SMC, termasuk peta.
e.      Mencatat semua area/lintasan yang telah dilalui (area yang sudah diliput)
f.       Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana
g.      Dapat mencari lintasan keluar(jalan keluar) bila korban ditemukan.
2.     Petunjuk jalan (guide) diperlukan orang-orang yang memang sudah mengenal medan dan lokasi daerah tersbut (bila memungkinkan/bersedia)
3.     Flares (pemberi tanda sisi) dilengkapi dengan alat komunikasi, peluit, peta.
4.     Lineman (pembuat jejak) dilengkapi dengan peluit dan memberi tanda (memasang marker) pada daerah yang sudah diliput (tercover)

Penentuan track spacing untuk pencarian dipengaruhi oleh:
1.     Ukuran dan warna sasaran
2.     Keadaan medan
3.     Cuaca

Operasi Pertolongan (Rescue Operation)
            Operasi SAR tidak berakhir sampai dengan survivor (korban musibah) diketemukan, tetapi sampai dengan survivor dapat diselamatkan. Rescue Operation ini dapat dilakukan oleh SRU-SRU itu sendiri atau dilakukan oleh team khusus untuk rescue (Rescue Team). Bila yang melakukan rescue operation adalah rescue team, maka setelah posisi survivor diketemukan maka SRU yang bersangkutan melaporkan ke SMC untuk meminta pengiriman rescue team.

Kejadian yang dilakukan dalam operasi pertolongan ?penyelamatan terdiri dari:
  1. Briefing bagi Rescue Team.
  2. Pengiriman Rescue Team
  3. Selama perjalanan menuju lokasi
  4. Dukungan yang diperlukan oleh Rescue Team
  5. Rescue Unit  Kembali ke pangkalan.
  6. Debriefing Rescue Team.

Breafing Rescue Team meliputi antara lain:
  1. Situasi
  2. Cuaca
  3. Lintasan yang akan dilalui unit tersebut
  4. Metode/cara-cara yang disarankan.

Pemberangkatan Rescue Team
Bila telah diketahui bahwa unit pencari tidak mungkin untuk sekaligus melakukan pertolongan secara lengkap, maka unit-unit pertolongan (Rescue Team) segera disiagakan. Rescue Team ini harus siap dengan kemempuannya untuk dikirim/diberangkatkan ke lokasi yang bagaimanapun juga dengan memperlihatkan faktor-faktor keamanan/keselamatan.

Selama perjalanan mencapai lokasi
Selama Rescue Team dalam perjalanan dari pengkalan menuju ke lokasi musibah akan memberikan laporan posisi kepada SMC/OSC.

Di lokasi musibah dan dukungan.
 Bila terdapat lebih dari satu SRU yang tiba di lokasi musibah, maka menjadi kewajiban bahwa SRU yang pertama kali menemukan survivor harus melakukan usaha penyelamatan yang pertama kali dan SRU yang tiba berikutnya sebagai pendukung tugas yang sedang dilakukan SRU pertama. Dalam hal ini SMC/OSC harus selalu memperhatikan dan memberikan dukungan pada Rescue Team yang dikerahkan. Semua dukungan kegiatan dari Rescue Team dilakukan oleh SRU-SRU yang telah berada di lokasi, dan SRU-SRU tesebut memberikan briefing kepada Rescue Team yang datangh tentang langkah apa saja yang telah dilakukan dalam melakukan pertolongan kepada survivor.
Selam semua survivor dapat dievakuasi dan diserahkan kepada pihak yang lebih berwenang, maka operasi SAR dinyatakan selesai.

MISSION CONCLUSION STAGES
(TAHAP AKHIR PENUGASAN )

Pada kegiatan akhir penugasan, dilakukan pengembalian unsur dan penyiagaan kembali, debriefing, serta evaluasi operasi.

Debriefing diberikan survivor maupun team SAR yang telah selesai bertugas.
Untuk Survivor, debriefing meliputi:
  1. Pertolongan medis yang dilakukan oleh survivor itu sendiri.
  2. Kegiatan yang dilakukan survivor saat menunggu pertolongan.
  3. Pengalaman survivor untuk bertahan hidup (survival experience)

Sedangkan debriefing untuk tim SAR meliputi pengecekan kembali semua yang telah diberikan pada saat briefing, sehingga hasilnya dapat dianalisa dan dievaluasi untuk membuat laporan akhir penugasan.

Setelah disusun semua laporan, maka organisasi operasi dibubarkam dan dibuat/dikeluarkan pernyataan penghentian operasi SAR oleh SMC.